Minggu, 20 Januari 2013

Laporan Puskesmas Sumowono


LAPORAN PUSKESMAS
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)

Guna Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Komunitas
Di Puskesmas Sumowono





Disusun Oleh:

M. DAVID NUGROHO                   0101433
MUH. ISMAIL MARZUKI              0101436
NANANG ROCHIMIN N                0101439



AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013










BAB I
PENDAHULUAN


1.1              LATAR BELAKANG

Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mengandung konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus memiliki Sistem Kesehatan, termasuk dukungan dalam menyusun Sistem Informasinya. Kualitas Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas ditentukan oleh kualitas dari  sumber daya manusia sebagai pengolah data dan sarana prasarana sebagai perangkat pengolahan informasi di tingkat puskesmas. Oleh karena itu penataan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan sesuatu yang sangat penting. SIK di tingkat puskesmas diharapkan antara lain dapat menyediakan data dan informasi dalam penyusunan rencana dan evaluasi program di tingkat puskesmas serta sebagai landasan dalam penentuan kebijakan dan pengembangan sumber daya di tingkat yang lebih atas.  Salah satu produk dari SIK Puskesmas  adalah “Profil Kesehatan Puskesmas”.

Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono adalah gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Sumowono yang disusun setahun sekali. Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono menyajikan data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan. Data yang ada ditampilkan secara sederhana dalam bentuk tabel dan grafik, dimana data tersebut  mengacu pada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)  yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 1457/Menkes/SK/X/2003 dan dituangkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 71 Tahun 2004 dan Indikator Indonesia Sehat (IIS) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000. Seperti pada tahun sebelumnya, tabel data SPM dan IIS pada Penyusunan profil tahun 2011 ini dibuat dalam satu tabel yang saling terkait ( link).

Tujuan dari diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono ini untuk menyediakan data penunjang bagi kepentingan perencanaan, pemantauan dan pengevaluasian pencapaian program kesehatan di tingkat Puskesmas dalam angka tahun 2011.

Dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Angka Tahun 2011 ini melalui beberapa tahapan, mulai dari pemasukan data (entry), pemutakhiran data (validasi) dan analisa data. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan akurasi data yang benar-benar berkualitas guna pencapaian misi program data satu pintu.

1.2              SISTEMATIKA PENYAJIAN

BAB I. PENDAHULUAN
Secara ringkas bab ini menjelaskan maksud dan tujuan disusun dan diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono Angka Tahun 2011. Juga diuraikan secara ringkas isi dan sistematika penyajian profil berupa bab demi bab secara berurutan.

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUMOWONO
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas Sumowono yang meliputi seluruh Kecamatan Sumowono. Selain uraian letak geografis, administratif dan informasi lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan termasuk faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan.

BAB III. PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH KECAMATAN SUMOWONO
Bab ini berisi uraian tentang visi, misi dan program pokok yang direncanakan oleh Puskesmas Sumowono menuju Kecamatan Sumowono Millenium Development Goals 2015.  Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan sasaran dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Juga dibahas mengenai uraian upaya/kegiatan yang dilakukan di tahun tersebut untuk mencapai target.

BAB    IV. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN KECAMATAN SUMOWONO.
Bab ini menguraikan tentang pencapaian selama satu tahun kemudian dibandingkan dengan target indikator yang telah ditetapkan baik indikator Kecamatan Sehat maupun indikator kinerja SPM ( Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan antara lain meliputi gambaran tentang derajat kesehatan, keadaan lingkungan, keadaan perilaku masyarakat, upaya kesehatan, dan manajemen kesehatan.

BAB V. KESIMPULAN

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang ada,  juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam upaya menuju Kecamatan Sumowono Millenium Development Goals 2015.







BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUMOWONO

2.1              KEADAAN GEOGRAFIS PUSKESMAS SUMOWONO
Kecamatan Sumowono adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang yang secara geografis berada pada 110º 14’ 54,75” sampai dengan 110º 39” 3” Bujur Timur dan 7º 3 “ Lintang Selatan. Suhu Udara maksimum 24,9º C dan suhu udara minimum sebesar 7º C dengan kelembaban udara maksimum sebesar 85,3% dan minimum sebesar 34,3%.
Puskesmas Sumowono terletak di Desa Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan luas wilayah kerja 55,63 Km2 dan meliputi 16 desa.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sumowono sebagai berikut :
1. Sebelah Utara          : Kabupaten Kendal
2. Sebelah Timur         : Kecamatan Ambarawa
3. Sebelah Selatan       : Kecamatan Jambu
4. Sebelah Barat          : Kabupaten Temanggung

2.2              Keadaan Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang tahun 2010, jumlah penduduk Kecamatan Sumowono adalah 29972 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki  15.138 jiwa dan perempuan 14.834  jiwa. 
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Sumowono Tahun 2009 - 2011
TAHUN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
2009
16.039
15.696
31.735
2010
16.039
15.696
31.735
2011
15.138
14.834
29.972
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang

Menurut kelompok umur , jumlah penduduk tahun 2011 di Kecamatan Sumowono  tertinggi di usia 60 tahun ke atas yaitu berjumlah 5817 orang dengan jumlah kelompok umur lainnya terlihat seperti tabel di bawah ini.



Gambar 1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sumowono Angka Tahun 2011 Menurut Kelompok Umur

 Sumber :  Data BPS Kabupaten Semarang; gambar hasil olahan


2.3              TINGKAT PENDIDIKAN

                        Data tingkat pendidikan tahun 2011 tidak tersedia karena Badan Pusat Statistik belum tersedia. Pengolahan data tersedia pertengahan tahun 2011.
BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN KECAMATAN SUMOWONO


            Untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Kecamatan Sumowono, Puskesmas perlu menetapkan fungsi, peran dan kinerja yang bersifat komplementer guna mendukung kegiatan peningkatan upaya kesehatan optimal.  



3.1              DASAR
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok yang menjadi landasan untuk berpikir dan bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta sebagai petunjuk pelaksanaan pembangunan kesehatan.

1.      Perikemanusiaan
Setiap kegiatan, proyek dan program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.      Pemberdayaan dan kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan hanya sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek dan program kesehatan. Segenap komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungannya. Setiap kegiatan, proyek dan program kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta individu, keluarga dan masyarakat sedemikian rupa sehingga dapat menolong dirinya sendiri.
Dengan dasar ini setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan, proyek dan program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Warga masyarakat harus mau bahu membahu menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan dalam waktu sesingkat mungkin. Di lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan sesuai dengan norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.

3.      Adil dan merata
Setiap individu, keluarga ataupun masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu tidak boleh memandang perbedaan ras, golongan, agama dan status sosial ekonominya.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban biased harus terus diimbangi dengan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, luar gedung maupun satelit pelayanan. Dengan demikian pembangunan kesehatan dapat menjangkau kantong-kantong penduduk resiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit dan kematian. Kelompok-kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit dan kemampuan membayar mereka jauh lebih sedikit.

4.      Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan atau kesehatan dalam kegiatan, proyek ataupun program kesehatan harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan standar profesi dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.

3.2              VISI
Visi pembangunan kesehatan di Kecamatan Sumowono adalah terwujudnya “KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2015”. Visi tersebut merupakan gambaran masyarakat Kecamatan Sumowono. Terlihat dari mayoritas penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat sejahtera,  berperilaku  hidup sehat jasmani, rohani dan sosial, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial yang bermutu, mencapai derajat kesehatan optimal serta mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara wajar.

3.3              MISI
Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di seluruh wilayah Kecamatan Sumowono yang bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kecamatan Sumowono.
Untuk mewujudkan visi “KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2015”  terdapat 4 (empat) misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang administrasi pemerintahan,  yaitu :

a.             Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
Pembangunan berwawasan kesehatan mengandung makna bahwa setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Upaya tersebut harus dapat menekan sekecil mungkin dampak negatif yang merugikan kesehatan masyarakat beserta lingkungannya. Dengan demikian keberhasilan pembangunan kesehatan sesungguhnya ditentukan oleh peran serta segenap komponen bangsa.

b.            Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta.  Apapun yang akan dilakukan pemerintah dalam pembangunan kesehatan tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan secara mandiri. Upaya pemerintah untuk memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitasnya harus disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat.

c.        Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Kecamatan Sumowono
Salah satu tanggung jawab seluruh jajaran kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat khususnya di Kecamatan Sumowono. Pelayanan kesehatan itu diselenggarakan bersama oleh pemerintah,  masyarakat dan swasta.

d.      Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan
Penyelenggaraan upaya kesehatan mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang didukung oleh upaya-upaya pengobatan segera dan pemulihan kesehatan. Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan diperlukan lingkungan yang kondusif. Masalah lingkungan fisik dan biologis yang buruk adalah faktor penentu penularan penyakit.


3.4              STRATEGI
Strategi yang dijalankan dalam bidang kesehatan di Kecamatan Sumowono sebagai berikut:
1.       Konsolidasi seluruh sumber daya yang ada termasuk penyerasian nilai-nilai budaya kerja sumber daya manusia setelah dilaksanakannya restrukturisasi Puskesmas Sumowono.
2.       Pemantapan manajemen  kesehatan di Puskesmas Sumowono yang mandiri dan akuntabel.
3.       Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan potensi seluruh sumber daya yang ada dengan pendekatan Paradigma Sehat
4.       Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan keluarga menuju kemandirian masyarakat yang bertumpu pada potensi yang ada
5.       Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan serta pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan terutama yang berada di lini depan dengan berorientasi pada pelanggan
6.       Meningkatkan advocacy  dan kemitraan kepada seluruh stakeholder dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan
7.       Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan yang serasi
8.       Memantapkan sistem informasi manajemen di Puskesmas  Sumowono sehingga setiap pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta.










BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
KECAMATAN SUMOWONO

            Gambaran pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kecamatan Sumowono dilihat dari hasil-hasil yang telah dicapai selama tahun 2011 dalam rangka mencapai “KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2015”. adalah sebagai berikut :

4.1  DERAJAT KESEHATAN
Pengertian keadaan sehat dan sakit sangat penting mengingat kita harus dapat menentukan ada/tidaknya permasalahan/penyakit diantara masyarakat dan seberapa banyaknya. Menurut UU RI No 23 tahun 1992 yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah lingkungan pelayanan kesehatan dan perilaku.

4.1.1        ANGKA KEMATIAN
1.      Angka Kematian Bayi ( AKB)
Jumlah kematian bayi di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 sebanyak 5 kematian, didapatkan angka kematian sebesar 19,19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dari tahun 2009 dan 2010 memang sama yaitu 10 kematian, tetapi angka ini mengalami punurunan secara prosentase dari tahun sebelumnya dikarenakan kelahiran bayi hidupnya lebih banyak di tahun 2010 yaitu 521 kelahiran sedangkan tahun 2009 sebanyak 415 kelahiran.



Tabel 3. Angka Kematian Bayi Kec. Sumowono
Angka Kematian Bayi TH 2009
Angka Kematian Bayi TH 2007
Penyebut
Pembilang
Cakupan
Penyebut
Pembilang
Cakupan
10
415
24,1
10
521
19,19

                                                      





2.      Angka Kematian Balita ( AKABA)
Jumlah kematian balita di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 sama dengan angka yang ditunjukkan di tahun 2009 yaitu 0 per 1.000 kelahiran hidup.
 

Tabel 4. Angka Kematian Balita Kec. Sumowono
Angka Kematian Balita TH 2009
Angka Kematian Balita TH 2010
Penyebut
Pembilang
Cakupan
Penyebut
Pembilang
Cakupan
0
2.288
0
0
2.239
0


3.      Angka Kematian Ibu Maternal  (AKI)
Jumlah kematian ibu maternal  di Kecamatan Sumowono Tahun 2010 sebesar 1 kasus yaitu kematian ibu bersalin. Dengan prosentase 0,19. Hal ini menunjukkan angka yang mengalami penurunan dibanding tahun 2009 dimana tidak terdapat kematian ibu maternal.



 

Tabel 5. Angka Kematian Ibu Maternal Kec. Sumowono
Angka Kematian Ibu Maternal
 TH 2009
Angka Kematian Ibu Maternal
 TH 2010
Penyebut
Pembilang
Cakupan
Penyebut
Pembilang
Cakupan
0
405
0
1
521
0,19


4.      Angka Kecelakaan lalu lintas
Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 adalah sebesar 198 kasus dengan luka berat 125 kasus, luka ringan 73 kasus. Sedangkan pada tahun 2010 tidak terdapat kematian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas. Hal ini sama dengan tahun 2009 tidak terdapat kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
 

             Tabel 6. Angka Kecelakaan Lalu Lintas  Kec. Sumowono
Angka Kecelakaan lalu Lintas
 TH 2009
Angka Kecelakaan lalu Lintas
 TH 2008
Penyebut
Pembilang
Cakupan
Penyebut
Pembilang
Cakupan
0
67
0
0
18
0


4.1.2        ANGKA KESAKITAN
1.      Angka ”Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia 15 tahun.
Kasus AFP adalah penderita lumpuh layuh akut seperti gejala kelumpuhan pada polio yang terjadi pada anak dibawah umur 15 tahun. Pada tahun 2009 kasus AFP tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono, begitu juga pada tahun 2010 kasus ini juga tidak ditemukan sehingga bisa dikatakan bahwa dalam dua tahun terakhir tidak ada kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas  Sumowono.

 

Tabel 7. Angka Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia 15 th.  Kec. Sumowono
Angka AFP pada Anak Usia 15 th
 TH 2009
Angka AFP pada Anak Usia 15 th
 TH 2010
Penyebut
Pembilang
Cakupan
Penyebut
Pembilang
Cakupan
0
8.756
0
0
8843
0


2.      Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + adalah penderita baru TB Paru BTA +  yang sembuh diakhir pengobatan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2010 di Puskesmas Sumowono ditemukan kasus baru BTA + sebanyak 19 kasus dengan prosentase diobati sebanyak 100 %. Jumlah kasus ini meningkat sebanyak 7 kasus dibanding tahun 2009 yang hanya berjumlah 12 kasus saja.

3.      Persentase balita dengan Pneumonia yang ditangani.
                        Pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru ( alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau napas sesak. Sedangkan prosentase balita dengan pneumonia yang ditangani merupakan cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Di Puskesmas Sumowono persentase untuk pencapaian program ini pada tahun 2010 menunjukkan angka 0,63 %, dimana ditemukan 2 kasus pneumonia yang ditangani dari 318 perkiraan kasus, kedua kasus ini  berasal dari desa Jubelan dan Losari. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2009, dimana pada tahun lalu tidak ditemukan kasus pneumonia pada balita yang ditangani dari 151 perkiraan kasus pneumonia.

4.      Persentase HIV/AIDS Ditangani.
                        AIDS merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh karena menurunnya sistem kekebalan tubuh, sedangan HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang lama kelamaan akan menyebabkan AIDS. Di Puskesmas Sumowono seperti halnya tahun 2009 lalu dan tahun tahun sebelumnya, di tahun 2010 ini tidak ditemukan adanya kasus HIV maupun AIDS.

5.      Persentase Infeksi Menular Seksual diobati.
                        Infeksi Menular Seksual atau biasa disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, seperti Syphillis Gonorhoe Bubo, Jengger ayam, Herpes, termasuk HIV/AIDS. Sedangkan IMS yang diobati adalah kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun.
                        Di Puskesmas Sumowono, selama tahun 2010 seperti halnya HIV/AIDS untuk kasus Infeksi yang lain juga tidak ditemukan adanya kasus.

6.   Persentase Demam Berdarah Dengue (DBD) ditangani.
                  Tersangka penyakit DBD adalah        penderita dengan gejala panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas disertai tanda-tanda pendarahan, sekurang-kurangnya uji tourniquet positif dan atau trombositopenia (trombosit 100.000/ul atau kurang).
                        Penderita DBD yang ditemukan di wilayah Puskesmas Sumowono selama tahun 2010 sejumlah 1 kasus. Ditemukannya kasus DBD di wilayah Puskesmas Sumowono dimungkinkan berasal dari daerah lain di luar wilayah kerja Puskesmas Sumowono (kasus impor). Hal ini karena Puskesmas Sumowono termasuk wilayah non endemis.


           
7.      Persentase Balita dengan Diare Ditangani.
                        Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Jumlah kasus diare dari penemuan program P2P di Puskesmas Sumowono serta termasuk juga pasien di rumah sakit pada tahun 2010 sebanyak 201 dengan IR 6,32 %, angka ini meningkat dibanding tahun 2009 sebanyak 431 kasus diare. Penemuan kasus pada tahun 2010 ini tertinggi di Desa Keseneng dan Kemitir masing-masing sebanyak 17 kasus sedangkan penemuan kasus terendah di desa Bumen yaitu  6 kasus.
            Sementara itu kasus diare yang ditemukan dan langsung ditangani di wilayah kerja Puskesmas Sumowono sejumlah 107 kasus atau 53,23 % dari jumlah keseluruhan kasus yang ada. Kasus diare balita yang ditangani tertinggi di Desa Candigaron sedangkan didesa Bumen tidak terdapat kasus diare balita. Dari Jumlah kasus yang ada tidak ditemukan kasus meninggal dunia.

8.      Persentase Penderita Malaria Diobati
            Selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono tidak ditemukan adanya kasus Malaria.

9.      Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
            Jumlah Kasus Kusta di Puskesmas Sumowono di tahun 2010 masih sama dengan tahun 2009 yaitu sebanyak 0 kasus. 

10.  Kasus Penyakit Filaria Ditangani.
            Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2010 di Puskesmas Sumowono kasus Filaria ini tidak ditemukan.

11.  Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat dicegah dengan Imunisasi.
            Kasus PD3I meliputi Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Selama tahun 2010  di wilayah Puskesmas Sumowono ditemukan adanya kasus Campak sebanyak 2 kasus, sedangkn kasus PD3I yang lain tidak ditemukan.

4.1.3        STATUS GIZI
Dari 2.360 balita yang ada di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010-, ditimbang 1.972 anak (88,04 %). Balita dengan berat badan naik sejumlah 1.520 (77,08%). Balita di bawah garis merah (BGM) tercatat 97 anak (4,92%) dan tidak terdapat balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010.
            Berikut ini angka perbandingan dengan tahun 2010:
Tabel 8. Status Gizi Balita Kecamatan Sumowono

Status Gizi Balita
Tahun 2009
Status Gizi Balita
 TH 2010
Balita Ditimbang
BB Naik
BGM
Balita Ditimbang
BB Naik
BGM
1.915
1.381
73
1.972
1.520
97

 
 








1.      Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan Kunjungan Neonatus adalah cakupan Neonatus yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan atau Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 2 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Di wilayah Puskesmas Sumowono selama tahun 2010 jumlah kunjungan Neonatus ada 518 dengan cakupan KN 99,42 %.
Jumlah kunjungan Neonatus ini tertinggi sejumlah 77 kunjungan di Desa Candigaron dan terendah di Desa Bumen sejumlah 12 kunjungan.


2.      Cakupan Kunjungan Bayi
      Cakupan Kunjungan Bayi  adalah cakupan bayi ( umur 1-12 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan atau Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Di wilayah Puskesmas Sumowono selama tahun 2010 jumlah kunjungan bayi sebanyak 404 dengan Cakupan Kunjungan Bayi  sebesar 77,54 %.

3.      Persentase BBLR Ditangani
      Persentase BBLR adalah cakupan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono didapatkan data BBLR sejumlah 42 bayi atau 8,06 % dari seluruh kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan jumlah dibanding tahun 2009 dimana ada 24 kasus bayi BBLR atau 5,93 % dari seluruh kelahiran hidup. Dari 42 kasus BBLR yang ditemukan pada tahun 2010 semuanya ditangani.


4.      Balita dengan Gizi Buruk
                  Balita dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Sumowono tahun 2010 tidak ditemui adanya balita dengan gizi buruk. Hasil pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2009, hal ini dikarenakan perbedaan baku antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi pada tahun 2009 dan tahun 2010 berbeda.

5.      Kecamatan Bebas Rawan Gizi
Pada tahun 2010 semua desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumowono sudah menjadi desa bebas rawan gizi.

4.2  UPAYA KESEHATAN
4.2.1        Pelayanan Kesehatan
            Keberadaan sarana kesehatan sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Puskesmas Sumowono termasuk salah satu puskesmas dengan fasilitas rawat inap yang ada di Kabupaten Semarang dan merupakan puskesmas induk di kecamatan Sumowono. Selain puskesmas induk, Kecamatan Sumowono juga memiliki sarana kesehatan berupa Puskesmas  Pembantu sebanyak 6 buah, 1 buah Polindes dan 10 buah PKD serta 2 Puskesmas Keliling.

1.      Cakupan Kunjungan K1
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehtaan ibu hamil. Cakupan K1 di Puskesmas Sumowono tahun 2010 sebesar 115,52 %, dimana ada penurunan persentase cakupan K1 sebesar 8,58% dari tahun 2009 yang mencapai 124,10%.

2.      Cakupan Kunjungan K4
Pelayanan antenatal selain pada triwulan pertama juga dilakukan sekali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4) dan cakupan k4 Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 107,46%.

3.       Persentase Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
Jumlah Persalinan yang ditolong oleh  bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Puskesmas Sumowono di tahun 2010 sejumlah 508 atau sekitar 107,17 %.


4.       Cakupan ibu nifas mendapatkan pelayanan
Seperrti tahun sebelumnya pada tahun 2010 cakupan ibu nifas di Puskesmas Sumowono yang mendapat pelayanan hanya sebanyak 50,21% dari ibu nifas yang ada.

5.       Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra  Sekolah)
Dari 1051 anak balita (Pra Sekolah) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 belum ada yang tercakup dalam Deteksi dini tumbuh kembang anak balita atau besar cakupannya 152,76%. Kegiatan deteksi dini ini kembali dilaksanakan pada tahun 2010.

6.            Persentase Siswa SD/MI yang Diperiksa Kesehatannya
Kegiatan pelayanan kesehatan anak sekolah di Kecamatan Sumowono meliputi 547 siswa SD/MI dari 29 sekolah dengan persentase diperiksa 142,94 %. Angka ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 91.36%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2010 dan 2009 hanya memeriksa siswa kelas satu saja.

7.            Persentase Peserta KB Baru
Pada tahun 2010  terdapat peningkatan jumlah peserta KB baru di Kecamatan Sumowono dari 800 peserta di tahun 2009 menjadi 901 peserta.  

8.            Persentase Peserta KB Aktif
   Peserta KB aktif pada tahun 2010 sejumlah 5.907 orang atau 84,09 % sedangkan di tahun 2009  di Kecamatan Sumowono sejumlah 5.992 orang atau 77.61% dari jumlah Pasangan Usia Subur. Dari angka tersebut  diketahui adanya penurunan jumlah peserta KB aktif sebesar 85 peserta sedangkan persentase peserta KB mengalami kenaikan peserta KB aktif  6,48 % karena disebabkan jumlah PUS yang meningkat. 


9.            Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Dari 5907 peserta KB baru di Puskesmas Sumowono dapat dipilah-pilah berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
·         Suntik              : 234 (58,93 %)
·         Pil                    : 46 (5,11%)
·         Implant            : 234 (25,97%)
·         IUD                 : 68 (7,55%)
·         MOP/MOW    : 12 (1,33 %)
·         Kondom          : 10 (1,11%)

10.  Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
Dari 5.736 peserta KB aktif di Puskesmas Sumowono dapat dipilah-pilah berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
·         Suntik              : 2566 (43,44 %)
·         Pil                    : 292 (4,94%)
·         Implant            : 1645 (27,85%)
·         IUD                 : 572 (9,68%)
·         MOP/MOW    : 815 (13,80 %)
·         Kondom          : 17 (0,29%)



11. Persentase Desa UCI
Persentase cakupan desa UCI di wilayah kerja Puskesmas Sumowono tahun 2010 sebanyak 100% dari semua desa yang ada.

12.  Cakupan Imunisasi Bayi
Pencapaian cakupan Imunisasi bayi selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono sebesar 95,59 % dari jumlah sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.


13. Persentase Drop Out Imunisasi DPT1-Campak
Persentase bayi drop out imunisasi DPT1-Campak tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Sumowono sebesar 2,09 % dari jumlah sasaran yang ada.

14.  Persentase Bayi BGM Keluarga Miskin
Persentase bayi BGM (Bawah garis Merah) di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 sejumlah 29 anak atau 0,69 % dari seluruh balita yang ada. Angka ini sama dengan tahun 2009 yang mencapai 0,7 %.


15.  Persentase Balita Mendapat Vitamin A2 Kali
Cakupan Balita mendapat Vitamin A2 Kali selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono adalah 100 % dari jumlah balita yang ada. Atau dengan kata lain bahwa semua balita telah tercakup Vitamin A 2 kali.

16.  Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Berdasarkan analisa gizi buruk dengan pedoman baku antropometri BB/TB, gizi buruk yang ada di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 tidak ditemukan  balita dengan gizi buruk yang ada mendapatkan perawatan.

17.  Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe
            Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono diberi tablet besi (Fe) sebagai upaya preventif terhadap kejadian anemia yang banyak terjadi pada ibu hamil. Anemia merupakan satu diantara beberapa penyebab kematian ibu berslin yang disebabkan terjadinya perdarahan pada saat persalinan. Pada trimester 1 jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di tahun 2010 sejumlah 115,52% sedangkan cakupan Fe pada Trimester 3 sebesar 115,12 %.



18.  Persentase WUS Mendapat Imunisasi TT
            Pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS) merupakan suatu upaya pemberian perlindungan terhadap ibu dan bayinya dari kemungkinan terjadinya tetanus pada saat persalinan (Tetanus Neonatorum). Cakupan imunisasi TT 1 ibu hamil di Kecamatan Sumowono tahun 2010 sebesar 107,86 %, sedangkan cakupan imunisasi TT 2 ibu hamil sebesar 160,08 dan TT 3 ibu hamil 0,2%.

19.  Persentase Akses Ketersediaan Darah Untuk Ibu Hamil dan Neonatus Dirujuk.
            Ketersediaan darah untuk ibu hamil dan neonatus dirujuk di puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah O %. Hal ini dikarenakan tidak adanya persediaan darah pada unit kerja Puskesmas Sumowono.

20.  Cakupan Ibu Hamil Risti/Komplikasi Yang Ditangani
            Ibu hamil dengan risiko tinggi/komplikasi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono sejumlah 84 kasus dari 496 jumlah ibu hamil yang ada pada tahun 2010 atau sekitar 16,94 %. Angka ini menurun dibanding tahun 2009 dimana ibu hamil risti/komplikasi hanya sekitar 9,39 % saja. Meskipun secara estimasi angka yang ditunjukkan pada tahun 2010 jauh menurun dibanding tahun 2009 (Hal ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini). Dari semua ibu hamil risti/komplikasi yang ada pada tahun 2010 ini semuanya tertangani (100%).

21.  Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Yang Ditangani
            Cakupan Neonatal risiko tinggi/komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Sumowono sejumlah 23 kasus dari 521 jumlah Neonatal yang ada selama tahun 2010 (sekitar 29,49 %). Semua Neonatal risiko
tinggi/komplikasi yang ada semuanya telah tertangai (100%).Apabila dibandingkan tahun 2009 ada kenaikan sekitar 9 kasus, dimana pada tahun 2009 ditemukan 14 kasus neonatal risti/komplikasi (sekitar 3,46%).

22.  Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat
            Jumlah sarana kesehatan dengan fasilitas penanganan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat di Kecamatan Sumowono sebanyak 1 unit sarana yaitu di Puskesmas Induk.
           
23.  Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Ditangani < 24 Jam.
            Selama tahun 2010 tidak ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kecamatan Sumowono. ( 0 % ).

24.  Attack Rate dan CFR Menurut Jenis KLB, Jumlah Kecamatan/Desa yang  Terserang
            Besarnya Attack Rate dan CFR yang dibedakan menurut jenis KLB maupun jumlah desa yang terserang sebesar 0 % karena pada tahun 2010 tidak ditemukan KLB di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.


25.  Persentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif
            Asi Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi mulai dari lahir (usia 0 bulan) sampai 6 bulan usia bayi tanpa asupan tambahan lainnya (makanan pendamping) dalam bentuk apapun. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pekembangan yang optimal bagi bayi terkandung di dalamnya.
            Di Puskesmas Sumowono pemantauan pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat dari laporan bulanan gizi. Pada tahun 2010 cakupan pemberian ASI Eksklusif di kecamatan Sumowono tercatat 16,6% dari 247 bayi yang ada. Persentase ini mengalami penurunan dari tahun sebelumya, dimana pada tahun 2009 cakupan ASI Eksklusif mencapai 24,56 % dari 228 bayi yang ada.
            Dengan melihat angka pencapaian program yang menurun pada tahun 2010 ini perlu direkomendasi bagi pemegang program bersangkutan untuk lebih meningkatkan kegiatan baik berupa pemberian informasi bagi ibu balita maupun kegiatan lain yang strategis untuk peningkatan cakupan di tahun –tahun beikutnya.




26.  Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik
            Dari 16 desa yang ada di wilayah Kecamatan Sumowono tahun 2010 diketahui pemakaian garam tidak mengandung yodium yang baik.

27.  Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap
            Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan di Puskesmas Sumowono selamaa tahun 2010 sejumlah 538 tindakan meliputi tumpatan gigi tetap sebanyak 178 tindakan dan cabut gigi tetap 360 tindakan. Sedangkan rasio tambal cabut sebesar 0,49. Angka ini cenderung meningkat dibanding tahun 2009 dimana jumlah pelayanan gigi mencapai 331 kasus dengan rasio tambal cabut sebesar 0,21.

28.  Persentase Murid SD/MI yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
            Kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 dilakukan pada sejumlah 236 murid dari 3275 murid SD/MI yang ada di wilayah Kecamatan Sumowono atau sekitar 7,21%. Hal ini jauh apabila dibanding persentase yang dicapai tahun 2009 yaitu 16,35%.

29.  Upaya Penyuluhan Kesehatan
            Kegiatan penyuluhan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 terdata 22.029 kegiatan, dengan kegiatan penyuluhan NAPZA sebanyak 6031 kegiatan ( sekitar 26,65%) dari seluruh kegiatan penyuluhan yang dilakukan.

30.  Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan.
            Jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat khusunya pada keluarga miskin dan masyarakat rentan merupakan suatu upaya kesehatan masyarakat yang paripurna, terjamin kesinambungan dan mutunya. Sasaran yang dibidik adalah keluarga miskin dan masyarakat rentan. Keluarga miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui koordinasi Kkabupaten/Kota dengan melibatkan tim desa dalam mengidentifikasi keluarga miskin secara tepat. Sedangkan masyarakat rentan adalah masyarakat yang tergolong dalam penyandang masalah kesejahteraan sosial.
            Berdasarkan laporan dari 16 desa di wilayah Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 dapat diketahui bahwa keluarga miskin yang mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan sejumlah 1615 jiwa atau 7,17 % dari total penduduk miskin yang ada di wilayah tersebut berdasar data penduduk miskin yang didasarkan pada quota PT ASKES tahun 2010.

31.  Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
            Keluarga miskin di lingkungan kerja Puskesmas Sumowono yang mendapat pelayanan kesehatan sejumlah 1455 jiwa atau sekitar 15,7% dari jumlah keseluruhan keluarga miskin yang ada. Angka ini meningkat dibanding tahun 2009 yang mencapai 1415.

32.  Cakupan Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal
            Pelayanan kesehatan kerja baik sektor formal maupun informal sedikit banyak ikut menentukan derajat kesehatan pekerjanya. Pekerja formal umumnya telah mendapat pembinaan dan pelayanan di bidang kesehatan khususnya pada industri berskala besar.
            Wilayah kerja Puskesmas Sumowono sendiri memiliki sejumlah pekerja formal yang bekerja pada industri besar, namun secara institusional Puskesmas belum melngkah dalam memberikan pembinaan sehingga tidak didapatkan data yang terkait dengan pelaynan kesehtaan bagi pekerja formal.



33.  Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut
            Pelayanan kesehatan bagi golongan pra usia lanjut dan usia lanjut mulai mendapatkan porsi perhatian dari penyedia layanan kesehatan melalui digalakkannya kegiatan posyandu lansia sebagai upaya promotif dan preventif disamping juga memberikan pelayanan yang bersifat kuratif. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 sekitar 61,39 % dari 4.729 jumlah pra usia lanjut dan usia lanjut yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.

34.  Cakupan Wanita Usia Subur yang Mendapatkan Kapsul Yodium
            Wanita Usia Subur di Kecamatan Sumowono tidak ada yang mendapatkan kapsul yodium karena meskipun termasuk daerah dataran tinggi namun Kecamatan Sumowono bukanlah merupakan daerah endemis penyakit gondok sehingga cakupannya pada tahun  2010 adalah 0 %.

35.  Cakupan Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS
            Skrining donor darah terhadap HIV-AIDS di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 besar cakupannya adalah 0 %. Hal ini dikarenakan tidak adanya pelayanan donor darah pada unit kerja Puskesmas Sumowono.

4.2.2           Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
            Pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Sumowono relatif dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat karena hampir di setiap desa memilikinya berikut petugas. Sedangkan dari segi pembiayaan sangat tidak memberatkan karena gratis tanpa dipungut biaya pada jam-jam pelayanan tanpa mengurangi mutu pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkannya.



1.      Cakupan rawat jalan
      Kunjungan rawat jalan di Puskesmas Sumowono dapat dikatakan besar karena selain dari puskesmas induk juga didapatkan kunjungan rawat jalan pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada di desa-desa yang termasukwilayah kerjanya. Dari data yang ada dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 cakupan rawat jalan di Puskesmas Sumowono mencapai 75,27 % dari total jumlah penduduk Kecamatan Sumowono yaitu 31.782 jiwa. Angka yang dicapai pada kunjungan rawat jalan ini menurun dari tahun 2007 yang hanya sekitar 86,88 %.

2.      Cakupan rawat inap
Puskesmas Sumowono merupakan satu diantara sekian puskesmas dengan fasilitas rawat inap yang ada di wilayah Kabupaten Semarang. Jumlah kunjungan rawat inap selama tahun 2010 sebanyak 508 kasus atau sekitar 14,77 % dari jumlah penduduk. Angka ini turun dibanding kunjungan rawat inap selama tahun 2009.

3.      Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium kesehatan
Sarana kesehatan yang memiliki kemampuan laboratorium di wilayah kerja Kecamatan Sumowono terdapat di Puskesmas Sumowono dengan satu orang tenaga pelaksana analis kesehatan.

4.      Persentase rumah sakit yang menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar
Wilayah Kecamatan Sumowono tidak memiliki sarana kesehatan berupa rumah sakit. Oleh karenanya persentase rumah sakit yang meyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan spesial dasar adalah 0 %.




5.      Ketersediaan obat essensial dan generik sesuai kebutuhan
Tahun 2010 data ketersediaan obat essensial di Puskesmas Sumowono sebesar 100 % dari yang dibutuhkan, sedangkan obat generik besar persentase ketersediaan dibanding dengan kebutuhan sebesar 100%.

6.      Pengadaan obat essensial/generik
Pengadaan obat essensial/generik untuk kebutuhan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono dipenuhi dari gudang farmasi tingkat kabupaten dengan mengajukan permintaan obat terlebih dahulu. Besar kebutuhan tersebut selama tahun 2010 dapat terpenuhi dengan melihat besarnya persentase ketersediaan yang melebihi 100 %.

7.      Persentase obat generik berlogo dalam persediaan
      Obat generik berlogo di puskesmas Sumowono tercatat 100 % dari semua obat generik yang tersedia.

 4.2.3.  Perilaku Hidup Masyarakat
                          Derajat kesehatan seseorang atau masyarakat salah satunya dipengaruhi pleh perilaku dari perorangan atu masyarakat itu sendiri, selain tentunya faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dasar dan genetik, Upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat ini termasuk dalam kegiatan preventif demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal. 

1.   Persentase rumah tangga ber-PHBS
                  Berdasar data dari hasil survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS tingkat rumah tangga di 16 desa wilayah kerja Puskesmas Sumowono dengan jumlah KK yang dipantau sebanyak 7.961 KK, diperoleh data sebagai berikut :
a.                   Strata Pratama                   :           72 KK ( 0,9%)
b.                  Strata Madya                    :           1.993 KK ( 25 %)
c.                   Strata Utama                     :           5.581 KK ( 70,1 %)
d.                  Strata Paripurna                :           315 KK ( 3,96%)


2.   Persentase posyandu aktif
                        Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) merupakan partisipasi nyata dari masyarakat dalam menentukan derajat kesehatan, Salah satu diantaranya adalah kegiatan posyandu. Untuk mengetahui tingkat keaktifan posyandu dapat dilakukan kegiatan telaah kemandirian posyandu. Dari kegiatan tersebut akan diperoleh stratifikasi posyandu.
                         Dari kegiatan telaah kemandirian posyandu di kecamatan Sumowono yang memiliki posyandu sejumlah 66 diperoleh stratifikasi sebagi berikut :
a.       Strata Pratama             :           1 posyandu      (1,52%)
b.      Strata Madya              :           6 posyandu      (9,09%)
c.       Strata Purnam             :           11 posyandu    (16,67%)
d.      Strata Mandiri             :           48 posyandu    (72,73%)



4.2.4.   Keadaan Lingkungan
                Lingkungan merupakan satu diantara empat faktor penentu derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan terdapat beberaa jenis penyakit dimana lingkungn ikut berperan dalam persebarannya (environment borne dsease) seperti : diare, kecacingan, thyposa, filariasis, DBD, dll.
1.   Persentase rumah sehat
                  Jumlah rumah di wilayah Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 sebesar 7.381 unit. Jumlah rumah yang diperiksa pada tahun yang sama sejumlah 2410 unit atau sekitar 32,65 %. Dari sekian jumlah rumah yang diperiksa diketahui jumlah rumah yang termasuk kategori sehat sebanyak 81,54 %.
     
2.   Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih
      Cakupan keluarga  yang memiliki akses air bersih adalah jumlah keluarga yang memiliki akses air bersih dibagi jumlah keluarga yang diperiksa. Di wilayah Puskesmas Sumowono persentase akses air bersih ini mencapai 87,24 % pada tahun 2010. Dibandingkan dengan tahun 2009 angka capaian ini turun sekitar 2,6 %, karena pencapaian di tahun 2009 hanya sebesar 89,84 %.


3.      Persentase keluarga yang memiliki sarana sanitasi dasar
Sarana sanitasi dasar di sini yang dimaksud adalah jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Pada tahun 2010 di wilayah Kecamatan Sumowono jumlah rumah yang memiliki jamban ada 84,4 % dari 2500 unit rumah yang ada. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 yang hanya mencapai 83,43 %. Dari seluruh rumah yang telah memiliki jamban ada 74,79 % yang termasuk kategori sehat.

 

             Tabel 9. Keluarga dengan Sarana Jamban Keluarga Kec. Sumowono
TH 2009
 TH 2010
Diperiksa
Tersedia
Cakupan
Diperiksa
Tersedia
Cakupan
4400
3671
83,43
2500
2110
84,4


                  Sedangkan persentase rumah yang memiliki tempat sampah pada tahun 2010 ada 49,8 % dari 2500 unit rumah yang diperiksa, sedangkan yang termasuk kategori sehat ada 70,36 %. Persentase tempat sampah dengan kategori sehat ini jauh naik dibanding tahun 2009 yang hanya 62,76 % saja.
 

             Tabel 10. Keluarga dengan Sarana Pembuangan Sampah
Kecamatan Sumowono
TH 2009
 TH 2010
Diperiksa
Tersedia
Cakupan
Diperiksa
Tersedia
Cakupan
4400
2691
61,16 %
2500
1245
49,6 %

                  Sedangkan untuk kepemilikan pengelolaan air limbah, dari 2500 unit rumah yang diperiksa diketahui sejumlah 63,56 % telah memiliki pengelolaan air limbah. Dari kepemilikan tersebut 60,54 % termasuk dalam kategori sehat. Angka yang dicapai pada tahun 2010 ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 dimana kepemilikan pengelolaan air limbah baru mencapai 50,64 % dengan kategori sehat sekitar 58,17 %. Pencapaian ini akan lebih jelas terlihat pada tabel berikut :
 

             Tabel 11. Keluarga dengan Sarana Pengelolaan Air Limbah
 Kec. Sumowono
TH 2009
 TH 2010
Diperiksa
Tersedia
Cakupan
Diperiksa
Tersedia
Cakupan
4400
2228
50,64 %
2500
1589
60,54 %


4.      Persentase tempat-tempat umum sehat
Tempat-tempat umum yang dimaksud disini adalah tempat pengelolaan makanan daan minuman yang meliputi restoran, depot air minum, dan juga tempat pengelolaan makanan yang lain. Pada tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Sumowono semua restoran dan depot air minum yang diperiksa 100% sehat. Dari semua  TPM yang ada sejumlah 31 buah mencapai persentase sehat mencapai 77,78 % dari 27 TPM yang telah diperiksa. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009 banyak sekali penurunan  persentase sehat sekitar 15,08 %.


5.      Persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya
Institusi yang dimaksud disini adalah hotel/losmen, pasar, sarana kesehatan,sarana pendididkan, sarana ibadah, perkantoran, industri, sarana TP3. Pada tahun 2010 di wilayah Puskesmas Sumowono terdapat 345 buah institusi. Dari 313 sarana yang ada tersebut telah dibina sejumlah 128 sarana atau sekitar 39,94 %, dan diketahui 61,6 % diantaranya telah masuk kategori sehat. Dari tahun sebelumnya persentase sarana yang sehat menurun sebanyak 3%.

6.      Persentase rumah/bangunan yang diperiksa jentik  nyamuk  Aedes
Pada tahun 2010 di wilayah Puskesmas Sumowono terdapat 7.381 unit rumah. Dari seluruh rumah yang ada telah diperiksa 2538 buah atau 34,39 %.

7.      Persentase rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes
Dari seluruh unit rumah yang diperiksa yaitu sejumlah 2538 buah diketahui 2500 rumah diantaranya telah bebas jentik atau mencapai 98,5 %. Angka ini menurun dibanding tahun 2009 yang bisa mencapai 99,32 % rumah yang bebas jentik. Tingginya angka bebas jentik di wilayah Puskesmas Sumowono tidak lain karena letak geografis yang relatif tinggi dari permukaan laut sehingga jentik nyamuk tidak bisa bertahan hidup atau daerah nonendemis.





4.3   SUMBER DAYA KESEHATAN
4.3.1.      Sarana Kesehatan
1.      Indikator pelayanan rawat inap
                  Puskesmas Sumowono merupakan puskesmas dengan pelayanan rawat inap. Pada tahun 2010 jumlah tempat tidur yang ada sejumlah 16 tempat tidur, dengan jumlah pasien 509 orang. Dari seluruh pasien yang ada selama tahun 2010 ditemukan adanya  1 kematian yang kematiannya >= 48 jam. Sedangkan jumlah hari perawatan menunjukkan angka 1265 dengan nilai BOR : 21,67 LOS : 2,5 TOI : 8,99 GDR : 2 dan NDR 2.

2.      Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan/pengelola
                        Pada tahun 2010 Puskesmas Sumowono mempunyai 6 puskesmas pembantu yang berlokasi di Desa Losari, Pledokan, Kemitir, Candigaron, Jubelan dan Kebonagung. Puskesmas keliling yang dikelola sebanyak 2 unit untuk satu wilayah Kecamatan Sumowono. Sedangkan Posyandu yang ada sejumlah 66 posyandu yang tersebar di 16 desa. Sarana kesehatan lain yang ada berupa Polindes sebanyak 1 buah di Desa Mendongan, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) sebanyaak 10 buah yang berlokas di Desa Jubelan, Kemawi, Piyanggang, Keseneng, Duren, Trayu, Lanjan, Pledokan, Sumowono dan Ngadikerso. Di wilayah Puskesmas Sumowono ada 1 apotik dan 1 praktek dokter perorangan.

3.      Sarana pelayanan kesehatan swasta
                        Jumlah sarana pelayanan kesehatan swasta yang ada di wilayah Puskesmas Sumowono adalah praktek dokter perorangan sebanyak 1 orang.

4.      Upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM)
                        UKBM yang dimaksud meliputi : desa siaga, PKD, Polindes, dan Posyandu. Pada tahun 2010 di wilayah Puskesmas Sumowono belum ada desa siaga aktif namun desa yang sedang dalam proses pembentukan ke arah desa siaga aktif ada 16 desa. Sedangkan desa yang telah mempunyai PKD ada 10 desa yaitu Desa Jubelan, Kemawi, Piyanggang, Keseneng, Duren, Trayu, Lanjan, Pledokan, Sumowono dan Ngadikerso. Sedangkan desa yang mempunyai Polindes hanya ada satu desa yaitu Desa Mendongan. Sedangkaan Posyandu aktif yang ada sejumlah 66 posyandu yang tersebar di 16 desa dan 61 dusun.       

4.3.2        Tenaga Kesehatan
1.                  Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja
Pada tahun 2010 persebaran tenaga kesehatan di Puskesmas Sumowono sebagai berikut : medis sejumlah 4 orang bertugas di puskesmas terdiri dari 3 dokter umum dan 1 dokter gigi, perawat ada 11 orang, 5 orang bertugas di rawat inap, 2 orang pemegang program di puskesmas yaitu imunisasi dan TB Paru, sedangkan 2 orang yang lain 1 bertugas sebagai bendahara pengeluaran dan 1 lagi bertugas di Pustu kemitir.
Perawat gigi di Puskesmas Sumowono ada 2 orang dengan pembagian kerja 1 orang bertugas di luar gedung dan 1 orang lagi bertugas di dalam gedung. Sedangkan untuk tenaga bidan Puskesmas Sumowono di tahun 2010 mempunyai 20 bidan, 4 orang bidan Puskesmas sebagai koordinator, yaitu koordinator KIA, 2 koordinator KB, dan satu orang lagi sebagai koordinator anak. Sedangkan 16 bidan yang lain adalah bidan desa yang bertugas di 16 desa seluruh wilayah Kecamatan Sumowono.
Tenaga lainnya adalah teknisi medis sejumlah satu orang yaitu analis laborat yang bertugas mengelola seluruh kegiatan di laboratorium Puskesmas Sumowono. Tenaga kesehatan masyarakat sejumlah 2 orang yang masing-masing memegang program gizi dan sanitasi.

2.                  Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas dan rawat inap
 Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 sejumlah 40 orang terdiri dari medis, perawat umum dan perawat gigi, bidan, teknisi medis, dan kesehatan masyarakat.

3.                  Rasio dokter spesialis per-100.000 penduduk
Rasio dokter spesialis di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 0.

4.                  Rasio dokter per-100.000 penduduk
Rasio dokter umum di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 9,51.

5.                  Rasio dokter gigi per-100.000 penduduk
Rasio dokter gigi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.

6.                  Rasio dokter keluarga per-1000 keluarga
Rasio dokter keluarga di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.

7.                  Rasio apoteker per-100.000 penduduk
Rasio apoteker / farmasi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 0.

8.                  Rasio ahli gizi per-100.000 penduduk
Rasio ahli gizi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.

9.                  Rasio perawat per-100.000 penduduk
Rasio perawat di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 41,21 termasuk perawat gigi.

10.              Rasio bidan per-100.000 penduduk
Rasio bidan di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 63,4.

11.              Rasio ahli kesehatan masyarakat per-100.000 penduduk
Rasio ahli kesehatan masyarakat di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 6,34.

12.              Rasio ahli sanitasi per-100.000 penduduk
Rasio ahli sanitasi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.

13.              Rasio tenaga teknisi medis per-100.000 penduduk
Rasio teknisi medis di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.


4.3.3        Pembiayaan Kesehatan
1.                  Persentase anggaran kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota
Persentase anggaran kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota untuk Puskesmas Sumowono realisasinya adalah 85,93 % dari total anggaran yang ada yaitu Rp. 94.250.000,-

2.      Alokasi anggaran kesehatan pemerintah per-Kapita per-Tahun (ribuan rupiah)
Dari keseluruhan anggaran yang ada untuk kesehatan per kapta diperoleh angka Rp. 4.700,-







BAB V
KESIMPULAN

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Puskesmas Sumowono merupakan puskesmas yang wilayah kerjanya mencakup 16 desa dengan kategori posyandu, antara lain posyandu Pratama, posyandu Madya, posyandu Purnama, dan posyandu Mandiri.
Untuk mencapai visi puskesmas Sumowono, yaitu KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2015. maka puskesmas Sumowono menerapkan beberapa program, antara lain:
PROGRAM UPAYA KESEHATAN
1.      Pelayanan Kesehatan
2.      Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
3.      Perilaku Hidup Masyarakat
4.      Status Gizi
5.      Keadaan Lingkungan










DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI , 2004, Keputusan menteri kesehatan , Nomor 128/menkes/SK/2/2004.Tentang pelayanan dasar pusat kesehatan masyarakat.
http//:www.healt.com//diambil pada tanggal 7 Januari 2013.
http//:www.forumpuskesmas.co.id// diambil pada tanggal 7 Januari 2013.
PROFIL PUSKESMAS SUMOWONO// 7 Januari 2013.


1 komentar:

PERAWAT Malaikat Tak Bersayap

apakabar sahabat ikhlasku hari ini, saya belajar dari porfesi yang sangat mulia. PERAWAT   saya tahu diantara dari mereka memilih pro...