Sabtu, 26 Oktober 2013

Keputihan?


PUTIH?


Masalah keputihan pada wanita termasuk masalah kesehatan klasik yang dialami sebagian besar kaum hawa. Kondisi keputihan pun sangat bervariasi antar satu wanita dengan lainnya; ada yang sangat banyak, ada yang sedikit, ada yang keluar terus menerus, ada yang terputus-putus, ada yang berbau dan gatal, ada yang tidak, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa tidak semua keputihan menandakan adanya penyakit bagi yang mengalaminya, melainkan proses normal tubuh. Lalu, bagaimana membedakan keputihan yang normal dengan yang abnormal?
Ciri Keputihan Normal
Pada sebagian wanita, pengaruh hormon kewanitaan menyebabkan produksi lendir oleh kelenjar sekitar vagina dan leher rahim meningkat, menimbulkan apa yang tampak sebagai ‘keputihan’. Bedanya, lendir tersebut cenderung lebih bening, kekuningan, keruh kekuningan, hingga putih menyerupai warna susu, dengan konsistensi bervariasi, dari agak cair hingga kental, bahkan dapat menyerupai gel. Lendir tersebut memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatan reproduksi wanita, dengan cara mendorong keluar sel-sel mati dan bakteri sehingga bagian dalam organ reproduksi menjadi lebih bersih dan terhindar dari infeksi.
Pada sebagian wanita, pengaruh hormon kewanitaan menyebabkan produksi lendir oleh kelenjar sekitar vagina dan leher rahim meningkat, menimbulkan apa yang tampak sebagai ‘keputihan’
Lendir yang normal tersebut tidak berbau – kecuali pada saat hamil atau pada wanita dengan kebersihan diri yang buruk-, tidak disertai rasa gatal maupun perih, dan biasanya keluar disaat produksi hormon meningkat, seperti setelah haid dan menjelang ovulasi, menyusui, juga saat stres, baik akibat tekanan fisik maupun emosional.
Bagaimana yang Tidak Normal?                                       
Adapun keputihan yang tidak normal (abnormal), dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi protozoa,penyakit inflamasi dalam panggul (pelvic inflammatory disease/PID), peradangan pada vagina, penipisan dinding vagina seperti pada saat menopause, penyakit menular seksual seperti infeksi gonorrhea dan klamidia, penggunaan antibiotik atau steroid dalam jangka waktu lama, akibat penyakit sistemik seperti diabetes, atau merupakan tanda dari kanker seputar organ kewanitaan, seperti kanker leher rahim. Keputihan yang tidak normal biasanya dapat dilihat dari beberapa karakteristiknya, seperti:
Warnanya
Keputihan abnormal cenderung berwarna, seperti putih susu, putih keabu-abuan, kecoklatan hingga kehijauan, kuning, atau bahkan bercampur dengan darah.
Baunya
Beberapa jenis keputihan tidak normal menimbulkan bau yang khas dan tidak sedap, seperti pada keputihan akibat bakteri yang cenderung berbau amis, atau keputihan akibat protozoa yang menimbulkan bau yang busuk.
Konsistensinya
Keputihan yang tidak normal terkadang memiliki konsistensi khas, seperti berbusa, atau cenderung padat dan menempel di dinding vagina, seperti pada keputihan akibat infeksi jamur.
Keluhan yang menyertainya
Keputihan yang tidak normal hampir 100% selalu diikuti oleh keluhan lainnya, seperti rasa gatal, perih, nyeri, tidak nyaman, rasa terbakar, atau bercampur darah. Keluhan dapat dirasakan terus menerus, atau sesekali. Apabila yang dikeluhkan adalah keputihan yang keluar terus menerus meskipun sudah diobati dengan terapi yang sesuai, maka perlu dipikirkan penyebabnya adalah diabetes mellitus yang belum terdeteksi.
Bagaimana Pengobatan Keputihan?
Keputihan yang masih dalam batas normal, tidak memerlukan terapi apapun. Untuk mengurangi rasa risih akibat kelembabannya, dapat diatasi dengan mengganti pakaian dalam lebih sering, khususnya di waktu-waktu produksi lendir meningkat. Sedangkan keputihan yang abnormal, maka diobati berdasarkan penyebabnya. Beberapa jenis terapi bagi keputihan yang biasa digunakan adalah:
Untuk mengurangi rasa risih akibat kelembabannya, dapat diatasi dengan mengganti pakaian dalam lebih sering, khususnya di waktu-waktu produksi lendir meningkat
Antijamur
Salah satu penyebab keputihan yang tersering adalah jamur, seperti jenis jamur kandida. Maka pengobatannya adalah dengan menggunakan obat antijamur seperti ketokonazole, mikonazole, dan itrakonazole.
Antibiotik
Antibiotik dapat digunakan untuk keputihan yang disebabkan oleh bakteri maupun protozoa. Diantara jenis antibiotik yang dapat digunakan untuk mengatasi keputihan adalah metronidazole, klindamisin, maupun doksisiklin.
Yang perlu diperhatikan dalam pengobatan keputihan adalah hendaknya pengobatan dilakukan setelah menjalani pemeriksaan dan diagnosis dari dokter, sehingga pilihan terapi, cara dan lamanya sesuai dengan kebutuhan. Pengobatan yang tidak sesuai, terlalu sebentar, atau terlalu, berpeluang menyebabkan keputihan menjadi lebih berat atau berlangsung kronis.

Tips Mencegah Keputihan
 Untuk mencegah keputihan yang tidak normal, maka terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan, diantaranya:

  1.  Rutin  membersihkan vagina dan sekitarnya dengan menggunakan sabun berbahan lembut dan air bersuhu sedang.
  1. Rutin mengganti pakaian dalam, khususnya pada saat produksi lendir meningkat, atau dalam kondisi lingkungan yang lembab. Penggantian sebaiknya dilakukan sebanyak 4-5 kali dalam sehari jika memungkinkan.
  1.  Gunakan pakaian dalam berbahan katun, dan hindari pakaian dalam yang ketat.
  1.  Menghindari membersihkan vagina dengan sabun wangi, produk pembasuh vagina -khususnya yang dilengkapi dengan parfum atau bahan- bahan kimia lainnya yang dapat menyebabkan vagina menjadi kering, mudah mengalami iritasi, dan lebih mudah terinfeksi. Termasuk juga spray vagina dan mandi busa (bubble bath).
  1.  Setelah buang air, membasuh daerah kewanitaan dari arah depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri anus ke arah vulva dan vagina.
  1.  Dalam kondisi haid, mengganti pembalut secara rutin dan teratur, 4-6 jam sekali atau lebih sering.
  1.  Konsumsi diet sehat, mengurangi gula dan makanan manis, dan memperbanyak sayur dan buah




Senin, 15 Juli 2013

Contoh Surat lamaran pekerjaan Perawat

Kepada Yth:
Manager HRD RS. Baitul Hikmah Kendal
Jl. Raya Gemuh blanten RT/RW 07/03 Gemuh
Kendal

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan adanya lowongan pekerjaan di Rumah Sakit Baitul Hikmah yang Bapak/Ibu pimpin, saya bermaksud ingin mengajukan lamaran pekerjaan sebagai perawat, dimana data-data diri saya adalah sebagai berikut ini:

Nama                               : M. David Nugroho
Tempat dan tanggal lahir    : Kendal, 20 November 1992
Jenis Kelamin                    : Laki-laki
Agama                              : Islam
Pendidikan terakhir           : D III Keperawatan
Status                                : Belum Nikah
Alamat                              : Ds. Winong RT/RW 1/4 No.4 Kecamatan Ngampel kabupaten Kendal 51357

Berkaitan dengan hal tersebut, bersama surat ini saya sertakan kelengkapan berkas sebagai berikut:
  1. Curriculum Vitae (CV).
  2. Foto Copy KTP
  3. Foto Copy Ijazah
  4. Foto Copy Transkip Nilai
  5. Foto Copy Kartu Kuning
  6. Foto Copy Surat Keterangan Catatan Kepolisian
  7. Pas foto terbaru
  8. Foto Copy Sertifikat kursus/pelatihan.

Besar harapan saya agar Bapak/Ibu berkenan memanggil saya untuk wawancara agar saya dapat mendeskripsikan diri saya dan keahlian yang saya miliki secara langsung. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Hormat Saya,

M. David Nugroho

Selasa, 23 April 2013

SAP Hipertensi Dalam Kehamilan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PRE EKLAMPSIA
 SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik Penyuluhan             :      PRE EKLAMPSIA
Pokok Bahasan                 :      Pencegahan dan Penatalaksanaan
PreEklampsia pada Ibu Hamil
Sasaran                          :      Warga Ibu hamil di Kelurahan Ngudi Waras
Tempat                          :      Balai Desa Kelurahan Ngudi Waras
Tanggal                          :      08 Februari 2013
Waktu                            :      Pukul 16.00 WIB
Penyuluh                    :      M. David Nugroho (Mahasiswa Keperawatan Ngudi Waluyo)


A.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah  mengikuti  penyuluhan  tentang Tanda Ganguan KehamilanPada Trimester III diharapkan peserta dapat memahami dan mampu mencegah terjadinya gangguan kehamilan terutama pada trimester ke III.

B.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta mampu :
1.      Peserta dapat menjelaskan tentang apa itu Preeklampsia dan klasifikasinya.
2.      Peserta dapat menyebutkan faktor penyebab terjadinya Preeklampsia.
3.      Peserta mampu mengidentifikasi tanda dan gejala-gejala awal dari Preeklampsia.
4.      Peserta dapat menjelaskan proses terjadinya Preeklampsia.
5.      Peserta mampu menyebutkan faktor resiko terjadinya Pre eklampsia.
6.      Peserta mampu menyebutkan pengaruh/komplikasi akibat dari Preeklampsia.
7.      Peserta dapat menjelaskan pencegahan awal yang bisa dilakukan sampai penanganan dari Preeklampsia.

C.    Metode
Penyuluhan dilakukan dengan cara :
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
3.      Diskusi
Penyuluh menjelaskan tentang materi yang dibawakan dan memberikan kesempatan bertanya pada peserta dan mendiskusikannya.

D.    Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan antara lain :
1.      LCD
2.      Laptop
3.      Pengeras suara
4.      Leaflet

E.      Materi Penyuluhan
1.      Pengertian dan klasifikasi Pre Eklampsia.
2.      Penyebab terjadinya Pre Eklampsia.
3.      Tanda dan Gejala Pre Eklampsia.
4.      Proses Terjadinya Pre Eklampsia.
5.      Akibat lanjut/komplikasi yang terjadi bila tidak ditangani.
6.      Upaya Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Pre Eklampsia.


F.      Kegiatan Belajar Mengajar
Ø  Pelaksana  ( mahasiswa )
1.      Pembukaan
a.     Menyiapkan diri
b.     Mengucapkan salam pembuka
c.     Menyampaikan tujuan
2.      Penyampaian materi
a.     Menjelaskan Pengertian Pre Eklampsia.
b.     Menjelaskan Penyebab Pre Eklampsia.
c.     Menjelaskan Perjalanan Penyakit Pre Eklampsia.
d.     Menjelaskan Tanda dan Gejala Pre Eklampsia.
e.     Menyebutkan faktor resiko terjadinya Pre Eklampsia.
f.        Menjelaskan upaya Pencegahan dan penanggulangan Pre Eklampsia.
g.     Menjelaskan Akibat lanjut bila tidak ditangani.
3.      Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
4.      Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.
5.      Penutup
a.     Menyimpulkan topic diskusi bersama-sama.
b.     Evaluasi
c.     Memberikan reinforcement positip terhadap jawaban yang diberikan oleh sasaran (peserta).
d.     Menutup acara dengan mengucapkan salam penutup.

Ø  Sasaran (klien dan keluarga)
1.      Menyiapkan diri tempat dan waktu.
2.      Menjawab salam pembuka.
3.      Mendengarkan materi yang disampaikan.
4.      Mengajukan pertanyaan.
5.      Menjawab pertanyaan (evaluasi/post test) dengan baik dan benar.
6.      Menjawab salam penutup.

G.   Kriteria evaluasi
1.       Evaluasi stuktur
Alat – alat penyuluhan berupa leaflet tentang Typoid tersedia sebelum dilakukan penyuluhan dan peserta hadir mengikuti penyuluhan
2.       Evaluasi proses
Waktu penyuluhan dimulai pukul 16.00 WIB dan berakhir pukul 16.40 WIB, klien mendengarkan dan menyampaikan pertanyaan tentang Pre Eklampsia.
3.       Evaluasi hasil
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mencapai kriteria tujuan khusus dari penyuluhan ini.


MATERI PENYULUHAN
PRE EKLAMPSIA

A.  Apa itu Pre Eklampsia ?
Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema, tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
Pre Eklampsia Dibagi dalam 2 golongan :
1.    Pre Eklampsia ringan, bila keadaan sebagai berikut :
a.    Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
b.    Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih perminggu.
c.    Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream untuk pemeriksaan laboratorium.
2.    Pre Eklampsia berat, bila keadaan sebagai berikut :
a.     Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b.     Proteinuria 5 gr atau lebih perliter.
c.     Oliguria, jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d.     Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrium.
e.     Ada edema paru dan sianosis.

B.  Apa penyebab terjadinya Pre Eklampsia ?
Pre Eklampsia dulu dikenal sebagai Toksemia, karna diperkirakan adanya racun di dalam darah ibu hamil. Meski teori ini sudah dibantah, tetapi penyebab pre-eklamsia hingga kini belum diketahui. Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah :
1.Kelainan aliran darah menuju rahim.
2.Kerusakan pembuluh darah.
3.Masalah dengan sistim ketahanan tubuh.
4.Diet atau konsumsi makanan yang salah.

C.  Apa saja tanda dan gejala terjadinya Pre Eklampsia ?
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan gejala sebagai berikut :
1.      sakit kepala di daerah prontal.
2.      diplopia, penglihatan kabur, dan lebih sensitif pada cahaya silau.
3.      nyeri di daerah epigastrium.
4.      mual atau muntah.
Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

D. Bagaimana proses terjadinya Pre Eklampsia ?
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Perubahan pada organ-organ :
1.     Perubahan pada otak
Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal. Pada eklampsia, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema terjadi pada otak yang dapat menimbulkan kelainan serebral dan kelainan pada visus. Bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
2.     Perubahan pada janin dan rahim
Aliran darah menurun ke plasenta menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsia dan eklampsi sering terjadi bahwa tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan meningkat maka terjadilah partus prematurus.
3.     Perubahan pada ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal kurang. Hal ini menyebabkan filfrasi natrium melalui glomerulus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
4.     Perubahan pada paru-paru
Kematian wanita pada pre-eklampsi dan eklampsi biasanya disebabkan oleh edema paru. Ini disebabkan oleh adanya dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspires pnemonia. Kadang-kadang ditemukan abses paru.
5.     Perubahan pada mata
Dapat ditemukan adanya edema retina spasmus pembuluh darah. Bila ini dijumpai adalah sebagai tanda pre-eklampsi berat. Pada eklampsi dapat terjadi ablasio retinae, disebabkan edema intra-okuler dan hal ini adalah penderita berat yang merupakan salah satu indikasi untuk terminasi kehamilan. Suatu gejala lain yang dapat menunjukkan arah atau tanda dari pre-eklampsi berat akan terjadi eklampsi adalah adanya: skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
6.     Perubahan pada keseimbangan air dan elektrolit
Pada pre-eklampsi ringan biasanya tidak dijumpai perubahan nyata pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid dan protein serum. Dan tidak terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Gula darah, bikarbonas natrikus dan pH normal. Pada pre-eklampsi berat dan pada eklampsi : kadar gula darah naik sementara asam laktat dan asam organik lainnya naik sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi sehingga natrium dilepas lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk bikarbonas natrikus. Dengan begitu cadangan alkali dapat kembali pulih normal.  
E.  Apa saja faktor resiko terjadinya Pre Eklampsia ?
Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah :
1.       Riwayat tekanan darah tinggi yang khronis sebelum kehamilan.
2.                 Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.
3.                 Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
4.                 Kegemukan/obesitas.
5.                 Mengandung lebih dari satu orang bayi.
6.                 Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.
F.  Apa akibat lanjut/komplikasi yang terjadi bila Pre Eklampsia tidak segera ditangani ?
1.      Berkurangnya aliran darah menuju plasenta.
Preeklamsia akan mempengaruhi pembuluh arteri yang membawa darah menuju plasenta. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah, maka janin akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga pertumbuhan janin melambat atau lahir dengan berat kurang.
2.      preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.
3.      Lepasnya plasenta.
Preeklamsia meningkatkan risiko lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum lahir, sehingga terjadi pendarahan dan dapat mengancam bayi maupun ibunya.
4.      Sindrom HELLP
HELLP adalah singkatan dari Hemolysis (perusakan sel darah merah), Elevated liver enzym dan low platelet count (meningkatnya kadar enzim dalam hati dan rendahnya jumlah sel darah dalam keseluruhan darah). Gejalanya, pening dan muntah, sakit kepala serta nyeri perut atas.
5.      Eklampsia
Jika preklamsia tidak terkontrol, maka akan terjadi eklamsia. Eklamsia dapat mengakibatkan kerusakan permanen organ tubuh ibu, seperti otak, hati atau ginjal. Eklamsia berat menyebabkan ibu mengalami koma, kerusakan otak bahkan berujung pada kematian janin maupun ibunya.

G.  Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan Pre Eklampsia ?
Ø  PENCEGAHAN
1.      Diet yang tepat dan sesuai.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklamsia. Diet yang dianjurkan cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.
2.      Periksalah kehamilan secara teratur, untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. Preklamsia yang terdiagnosa lebih awal, akan memudahkan dokter menyarankan terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya.
Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang mengkonsumsi multivitamin dan menjaga berat tubuh sebelum hamil terbukti risiko terkena preeklamsianya lebih rendah. Suplemen nutrisi ditengarai mampu menurunkan risiko terkena preeklamsia, tapi Anda harus sangat selektif. Konsultasikan pada dokter, sebelum mengkonsumsi suplemen di saat hamil.
3.      Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan mendorong garam ke luar tubuh. Dengan banyak minum akan membuat lebih sering ke toilet sehingga dapat membawa kelebihan garam bias terbawa keluar, selain itu juga mengurangi aktivitas. Minimal minum 2 liter per hari.

Ø  PENANGGULANGAN
Satu-satunya cara  yang pling tepat untuk menangulangi Pre Eklampsia pada akhir kehamilan adalah dengan mempercepat persalinan, tapi pada preeklamsia di awal kehamilan, yang bisa dilakukan adalah antara lain :
1.      Bed rest
Mengulur waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun dan meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat bertahan. Dianjurkan untuk berbaring total dan hanya diperbolehkan duduk atau berdiri jika memang benar-benar diperlukan.Istirahat total berarti berbaring di tempat tidur. Sebaiknya berbaring ke sisi sebelah kiri untuk meningkatkan aliran darah pada janin.


2.      Pengobatan sesuai anjuran Dokter
Obat yang biasa direkomendasikan yaitu pemakaian obat penurun tekanan darah. Pada preklamsia parah dan sindroma HELLP, obat corticosteroid dapat memperbaiki fungsi hati dan sel darah. Obat ini juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh bila harus terjadi kelahiran prematur.
3.      Melahirkan
Ini adalah cara terakhir mengatasi preeklamsia. Pada preklamsia akut/parah, dokter akan menganjurkan kelahiran prematur untuk mencegah yang terburuk. Kelahiran ini juga diperlukan kondisi minimal, seperti kesiapan tubuh ibu dan kondisi janin.

PERAWAT Malaikat Tak Bersayap

apakabar sahabat ikhlasku hari ini, saya belajar dari porfesi yang sangat mulia. PERAWAT   saya tahu diantara dari mereka memilih pro...