Rabu, 30 Januari 2013

PROPOSAL


PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI PADA PASIEN DI WISMA GATOTKACA
RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO
MAGELANG







DISUSUN OLEH:

1.      M. DAVID NUGROHO       (0101433)
2.      MUH. ISMAIL MARZUKI (0101437)



AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2012
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : SOSIALISASI
A.        TOPIK
          Terapi aktifitas kelompok berfokus pada sosialisasi
B.         Latar Belakang
                      Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain, dan kebutuhan pernyataan diri.
    Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.
    Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil positif terhadap perubahan perilaku klien atau pasien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
    Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas pada klien dengan gangguan orientasi realitas (birckhead, 1989).
    Therapy aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktik kesehatan jiwa, bahkan merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam ilmu keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
    Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
    Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri.kekuatan kelompok memberikan kontribusi pada anggota dalam pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.

C.        TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain dalam suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a.       Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b.      Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c.       Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d.      Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e.       Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f.       Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g.      Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi
h.      Klien dapat meningkatkan percaya diri



D.        LANDASAN TEORI
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial.
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain

E.         KRITERIA KLIEN
1.    Klien gangguan jiwa yang cukup kooperatif
2.    Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3.    Klien dengan halusinasi yang tidak mau berinteraksi dengan orang orang lain.
4.    Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5.    Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6.    Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang

F.         KARAKTERISTIK KLIEN
1.      Tn,H klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik, pasien kooperatif, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah :  halusinasi
2.      Tn Yklien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, suka menyendiri, senang melakukan aktifitas,  malas berinteraksi dengan temennya, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah :  halusinasi dan isolasi sosial.
3.      Tn I klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, sudah kooperatif . Sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan. Masalah : halusinasi pendengaran
4.      TnW klien berpenampilan rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, , sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas sehari-hari rajin dilakukan. Masalah : halusinasi
5.      Tn.B penampilan  rapi, sulit memulai komunikasi, sering menyendiri dan cenderung diam ,malas berinteraksi dengan orang lain, malas melakukan kegiatan sehari-hari suka menyendiri, pendiam. Masalah : isolasi sosial.
6.      Tn. S berpenampilan rapi, sudah kooperatif dan dapat memulai pembicaraan,rajin melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari ,riwayatnya sering marah-marah dan mengamuk. Masalah : RPK
7.      Tn. N berpenampilan rapi, sudah kooperatif, kadang susah memulai pembicaraan dan sering melamun,rajin melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari. Masalah: menarik diri
8.      Tn. A berpenampilan rapi sudah kooperatif rajin melakukan aktivitas sehari-hari sering menyendiri dan susah berinteraksi dengan orang lain,cenderung diam. Masalah: menarik diri ,halusinasi
9.      Tn AH,berpenampilan rapi sudah kooperatif ,rajin melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari sudah mau berinteraksi dengan temannya ,riwayatnta suka marah-marah dan mengamuk. Masalah : RPK
10.  Tn.M,berpenampilan rapi,sering menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain,tidak bisa memulai pembicaraan, kasamg marah-marah,rajin melakukan kegiatan sehari-hari. Masalah :harga diri rendah dan RPK
G.        PROSES SELEKSI
1.        Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
2.        Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
3.        Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya
4.        Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan

H.        URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
Hari /Tanggal              :Kamis, 25 Desember 2012
Tempat                        : Di Ruang Wisma Gathotkaca P9
Waktu                         : 10.00 s/d 11.00 WIB
Lama Kegiatan
ü  Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
ü  Role play (5 menit)
ü  Permainan dan diskusi (25 menit)
ü  Evaluasi (10 menit)
ü  Penutup (5 menit)
Jumlah peserta             : 10 orang
Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien adalah:
a.       Klien dapat melakukan permainan
b.      Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan
c.       Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain
d.      Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung
e.       Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan

I.           PENGORGANISASIAN
Leader                                         : M. David Nugroho
Co-Leader                                   : Muh. Ismail Marzuki
Obsever                                       : Syaeful Anwar
Fasilitator                                    : 1. Edi      : Akper Muh Cirebon
                                                      2. Titin    : Akper Muh Cirebon
                                                      3. Iqbal    : Akper Muh Cirebon
                                                      4. I Kadek Pasek Wiranata : Akper Ngudi Waluyo        

J.           METODE DAN MEDIA
Metode                              : Lempar Bola dan semua klien diminta menyanyikan lagu
Media                                : Kertas dan Bola

K.        URAIAN PEMBAGIAN TUGAS
1.        Leader
a.         Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai
b.        Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya
c.         Mampu  memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d.        Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e.         Menjelaskan permainan
2.      Co-Leader
a.         Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b.        Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3.      Fasilitator
a.         Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b.        Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4.      Observer
a.         Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b.        Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c.         Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)

L.         PROSES PELAKSANAAN
1.        Perkenalan dan pengarahan
a.         Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b.        Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c.         Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2.        Pembukaan
a.       Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal
b.      Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c.       Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsung
d.      Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3.        Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5 menit. Setelah itu leader menginstruksikan kepada anggota kelompok untuk bernyanyi memulai permainan, semua fasilitator duduk di  kursi. Selama anggota kelompok bernyanyi para fasilitator memberikan bola kepada para anggota kelompok untuk dilemparkan ke anggota kelompok yang lain setelah bernyanyinya selesai bola itu berhenti disiapa,yang memegang bola terakhir maka diberi pertanyaan dan suruh dijawabnya.
4.        Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia. Selanjtnya bermain sesuai dengan role play diatas
5.      Evaluasi Klien
a.     Dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan
b.    Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c.    Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari kegiatan permainan
6.      Penutup
a.       Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti permainan
b.      Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti permainan

M.       PROGRAM ANTISIPASI
1.      Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
·      Memanggil klien
·      Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain
2.      Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
·      Panggil nama klien
·      Tanya alasan klien meninggalkan permainan
·      Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3.      Bila ada klien lain ingin ikut
·      Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
·      Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
·      Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut

N.        DENAH RUANG
 










                      : Leader
                      : Co-Leader
                      : Obsever
                      : Fasilitator
                      : Klien                                







O.        KRITERIA HASIL
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan:

No
Aspek Yang Dinilai





1
Menyebutkan identitas dirinya





2
Mampu menyebutkan identitas klien lain






3
Mampu berespon terhadap klien lain dengan Mendengarkan klien lain yang sedang berbicara






4
Klien mampu menterjemahkan perintah permainan





5
klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan





















PERAWAT Malaikat Tak Bersayap

apakabar sahabat ikhlasku hari ini, saya belajar dari porfesi yang sangat mulia. PERAWAT   saya tahu diantara dari mereka memilih pro...