PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIFITAS
KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI PADA PASIEN DI WISMA
GATOTKACA
RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO
MAGELANG
DISUSUN OLEH:
1. M. DAVID NUGROHO (0101433)
2. MUH. ISMAIL MARZUKI (0101437)
AKADEMI
KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2012
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK :
SOSIALISASI
A.
TOPIK
Terapi aktifitas kelompok
berfokus pada sosialisasi
B.
Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya
saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang
dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan
pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain, dan kebutuhan
pernyataan diri.
Secara alamiah individu selalu
berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga.
Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal
ini bisa melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam
praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya
penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil
positif terhadap perubahan perilaku klien atau pasien, dan meningkatkan
perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas kelompok meliputi
dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan
hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas pada klien dengan
gangguan orientasi realitas (birckhead, 1989).
Therapy aktifitas kelompok
sering digunakan dalam praktik kesehatan jiwa, bahkan merupakan hal yang
penting dari keterampilan terapeutik dalam ilmu keperawatan. Terapi kelompok
telah diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat
menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk
mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari
kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam
kelompok.
Setiap kelompok mempunyai
struktur dan identitas tersendiri.kekuatan kelompok memberikan kontribusi pada
anggota dalam pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi
penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian dapat
dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena uji coba kemampuan berhubungan
dan berperilaku terhadap orang lain.
C.
TUJUAN
1.
Tujuan
Umum
Membantu klien meningkatkan
kemampuan untuk berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain dalam suatu
kelompok
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi non verbal
c. Klien dapat berlatih mematuhi
peraturan
d. Klien dapat meningkatkan interaksi
dengan klien lain
e. Klien dapat meningkatkan partisipasi
dalam kelompok
f. Klien dapat mengungkapkan
pengalamannya yang menyenangkan
g. Klien dapat menyatakan perasaan
tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi
h. Klien dapat meningkatkan percaya
diri
D.
LANDASAN
TEORI
Setiap
individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai
tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling
ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial.
Kepuasan
berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam
proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon
lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan
timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada
dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh
kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk
mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang
daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan
proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses
hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang
negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan
untuk menghindar dari orang lain
E.
KRITERIA
KLIEN
1.
Klien
gangguan jiwa yang cukup kooperatif
2.
Klien
yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3.
Klien
dengan halusinasi yang tidak mau berinteraksi dengan orang orang lain.
4.
Klien
dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit
fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5.
Klien
halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6.
Klien
dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang
F.
KARAKTERISTIK
KLIEN
1. Tn,H klien berpenampilan bersih,
inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik, pasien kooperatif,
hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah : halusinasi
2. Tn Yklien berpenampilan bersih, ada
inisiatif untuk memulai pembicaraan, suka menyendiri, senang melakukan
aktifitas, malas berinteraksi dengan
temennya, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas
dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah : halusinasi dan isolasi sosial.
3. Tn I klien berpenampilan bersih, ada
inisiatif untuk memulai pembicaraan, sudah kooperatif . Sudah terbina hubungan
saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung jawab di ruangan yaitu
mengambil dan membagikan makanan. Masalah : halusinasi pendengaran
4. TnW klien berpenampilan rapi, tidak
ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, , sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas sehari-hari rajin dilakukan. Masalah : halusinasi
5. Tn.B penampilan rapi, sulit memulai komunikasi, sering
menyendiri dan cenderung diam ,malas berinteraksi dengan orang lain, malas
melakukan kegiatan sehari-hari suka menyendiri, pendiam. Masalah : isolasi
sosial.
6. Tn. S berpenampilan rapi, sudah
kooperatif dan dapat memulai pembicaraan,rajin melakukan kegiatan aktivitas
sehari-hari ,riwayatnya sering marah-marah dan mengamuk. Masalah : RPK
7. Tn. N berpenampilan rapi, sudah
kooperatif, kadang susah memulai pembicaraan dan sering melamun,rajin melakukan
kegiatan aktivitas sehari-hari. Masalah: menarik diri
8. Tn. A berpenampilan rapi sudah
kooperatif rajin melakukan aktivitas sehari-hari sering menyendiri dan susah
berinteraksi dengan orang lain,cenderung diam. Masalah: menarik diri
,halusinasi
9. Tn AH,berpenampilan rapi sudah
kooperatif ,rajin melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari sudah mau
berinteraksi dengan temannya ,riwayatnta suka marah-marah dan mengamuk. Masalah
: RPK
10. Tn.M,berpenampilan rapi,sering
menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain,tidak bisa memulai
pembicaraan, kasamg marah-marah,rajin melakukan kegiatan sehari-hari. Masalah
:harga diri rendah dan RPK
G.
PROSES
SELEKSI
1.
Berdasarkan
kriteria klien yang telah ditetapkan
2.
Berdasarkan
informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan dapat
dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
3.
Melakukan
kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta menanyakan
kesediaannya
4.
Menetapkan
bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan
H.
URAIAN
STRUKTUR KELOMPOK
Hari
/Tanggal
:Kamis, 25 Desember 2012
Tempat
: Di Ruang Wisma Gathotkaca P9
Waktu
: 10.00 s/d 11.00 WIB
Lama Kegiatan
ü Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
ü Role play (5 menit)
ü Permainan dan diskusi (25 menit)
ü Evaluasi (10 menit)
ü Penutup (5 menit)
Jumlah
peserta
: 10 orang
Perilaku yang diharapkan dari kelompok
klien adalah:
a. Klien dapat melakukan permainan
b. Klien dapat memberikan
pendapat/komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam
kelompok dengan cara mengungkapkan pengalamannya dan memberikan dukungan kepada
klien lain
d. Klien dapat mengontrol emosinya
selama kegiatan berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok
pada saat permainan
I.
PENGORGANISASIAN
Leader : M.
David Nugroho
Co-Leader : Muh. Ismail
Marzuki
Obsever : Syaeful
Anwar
Fasilitator : 1. Edi : Akper Muh Cirebon
2. Titin :
Akper Muh Cirebon
3. Iqbal :
Akper Muh Cirebon
4. I Kadek Pasek Wiranata : Akper Ngudi
Waluyo
J.
METODE DAN MEDIA
Metode
: Lempar Bola dan semua klien diminta menyanyikan lagu
Media
: Kertas dan Bola
K.
URAIAN
PEMBAGIAN TUGAS
1.
Leader
a.
Membacakan
tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan
dimulai
b.
Mampu
memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya
c.
Mampu
memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d.
Menetralisir
bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e.
Menjelaskan
permainan
2. Co-Leader
a.
Menyampaikan
informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b.
Mengingatkan
leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a.
Memfasilitasi
klien yang kurang aktif
b.
Berperan
sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
a.
Mengobservasi
jalannya proses kegiatan
b.
Mencatat
prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c.
Mengatur
alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
L.
PROSES
PELAKSANAAN
1.
Perkenalan
dan pengarahan
a.
Mempersiapkan
lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b.
Mempersiapkan
tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan
berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c.
Mempersiapkan
anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti terapi
aktifitas kelompok sosialisasi
2.
Pembukaan
a. Leader memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal
b. Leader menjelaskan tujuan terapi
aktifitas kelompok sosialisasi
c. Membuat kontrak waktu dengan klien
dan lamanya permainan berlangsung
d. Leader menjelaskan peraturan
kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau
toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien
diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
3.
Role
play
Permainan dimulai dengan bermain
peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5 menit. Setelah itu
leader menginstruksikan kepada anggota kelompok untuk bernyanyi memulai
permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama anggota kelompok
bernyanyi para fasilitator memberikan bola kepada para anggota kelompok untuk dilemparkan
ke anggota kelompok yang lain setelah bernyanyinya selesai bola itu berhenti
disiapa,yang memegang bola terakhir maka diberi pertanyaan dan suruh
dijawabnya.
4.
Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat
duduk di kursi yang tersedia. Selanjtnya bermain sesuai dengan role play diatas
5. Evaluasi Klien
a. Dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan
permainan
b. Klien dapat menyebutkan keuntungan
dari permainan tersebut
c. Klien dapat mengungkapkan usul atau
pendapat dari kegiatan permainan
6. Penutup
a. Leader menyampaikan apa yang telah
dicapai anggota kelompok setelah mengikuti permainan
b. Perawat memberikan reinforcement
positif pada setiap klien yang mengikuti permainan
M.
PROGRAM ANTISIPASI
1. Penanganan
klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
· Memanggil
klien
· Memberi
kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang
lain
2. Bila
klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
· Panggil
nama klien
· Tanya
alasan klien meninggalkan permainan
· Berikan
penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa
klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3. Bila
ada klien lain ingin ikut
· Berikan
penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
· Katakan
pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien
tersebut
· Jika
klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut
N.
DENAH
RUANG
: Leader
O.
KRITERIA
HASIL
Presentasi
jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan:
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
|
|
|
|
|
1
|
Menyebutkan identitas dirinya
|
|
|
|
|
|
2
|
Mampu menyebutkan identitas klien
lain
|
|
|
|
|
|
3
|
Mampu berespon terhadap klien lain
dengan Mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
|
|
|
|
|
|
4
|
Klien mampu menterjemahkan perintah permainan
|
|
|
|
|
|
5
|
klien mampu mengikuti aturan main
yang telah ditentukan
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar