LAPORAN PUSKESMAS
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
Guna Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Komunitas
Di Puskesmas Sumowono
Disusun Oleh:
M. DAVID NUGROHO 0101433
MUH. ISMAIL MARZUKI 0101436
NANANG ROCHIMIN N 0101439
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang mengatur kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mengandung
konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus memiliki Sistem Kesehatan,
termasuk dukungan dalam menyusun Sistem Informasinya. Kualitas Sistem Informasi
Kesehatan Puskesmas ditentukan oleh kualitas dari sumber daya manusia sebagai pengolah data dan
sarana prasarana sebagai perangkat pengolahan informasi di tingkat puskesmas. Oleh karena itu penataan dan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan sesuatu yang sangat penting. SIK di
tingkat puskesmas diharapkan antara lain dapat menyediakan data dan informasi
dalam penyusunan rencana dan evaluasi program di tingkat puskesmas serta
sebagai landasan dalam penentuan kebijakan dan pengembangan sumber daya di
tingkat yang lebih atas. Salah satu
produk dari SIK Puskesmas adalah “Profil
Kesehatan Puskesmas”.
Profil
Kesehatan Puskesmas Sumowono adalah gambaran situasi kesehatan di Kecamatan
Sumowono yang disusun setahun sekali. Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono
menyajikan data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan
dengan kesehatan. Data yang ada ditampilkan secara sederhana dalam bentuk tabel
dan grafik, dimana data tersebut mengacu
pada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomer 1457/Menkes/SK/X/2003 dan dituangkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 71 Tahun 2004 dan Indikator Indonesia Sehat (IIS) yang ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000.
Seperti pada tahun sebelumnya, tabel data SPM dan IIS pada Penyusunan profil
tahun 2011 ini dibuat dalam satu tabel yang saling terkait ( link).
Tujuan dari
diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono ini untuk menyediakan data
penunjang bagi kepentingan perencanaan, pemantauan dan pengevaluasian
pencapaian program kesehatan di tingkat Puskesmas dalam angka tahun 2011.
Dalam
proses penyusunan Profil Kesehatan Angka Tahun 2011 ini melalui beberapa
tahapan, mulai dari pemasukan data (entry),
pemutakhiran data (validasi) dan analisa data. Hal tersebut dilakukan untuk
mewujudkan akurasi data yang benar-benar berkualitas guna pencapaian misi
program data satu pintu.
1.2
SISTEMATIKA PENYAJIAN
BAB I.
PENDAHULUAN
Secara ringkas bab ini menjelaskan maksud dan tujuan
disusun dan diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono Angka Tahun
2011. Juga diuraikan secara
ringkas isi dan sistematika penyajian profil berupa bab demi bab secara
berurutan.
BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUMOWONO
Bab ini menyajikan tentang
gambaran umum wilayah kerja Puskesmas Sumowono yang meliputi seluruh Kecamatan
Sumowono. Selain uraian letak geografis, administratif dan informasi lainnya,
bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
termasuk faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan.
BAB III. PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH KECAMATAN
SUMOWONO
Bab ini berisi uraian tentang
visi, misi dan program pokok yang direncanakan oleh Puskesmas Sumowono menuju
Kecamatan Sumowono Millenium Development Goals 2015. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan
sasaran dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Juga dibahas
mengenai uraian upaya/kegiatan yang dilakukan di tahun tersebut untuk mencapai
target.
BAB IV. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN KECAMATAN
SUMOWONO.
Bab ini menguraikan tentang
pencapaian selama satu tahun kemudian dibandingkan dengan target indikator yang
telah ditetapkan baik indikator Kecamatan Sehat maupun indikator kinerja SPM (
Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan antara lain meliputi gambaran
tentang derajat kesehatan, keadaan lingkungan, keadaan perilaku masyarakat,
upaya kesehatan, dan manajemen kesehatan.
BAB V. KESIMPULAN
Bab ini diisi dengan sajian
tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari
Profil Kesehatan Puskesmas Sumowono di tahun yang bersangkutan. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang ada, juga
mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam upaya menuju Kecamatan
Sumowono Millenium Development Goals 2015.
BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUMOWONO
2.1
KEADAAN GEOGRAFIS PUSKESMAS SUMOWONO
Kecamatan Sumowono adalah salah satu
kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang yang secara geografis berada pada 110º
14’ 54,75” sampai dengan 110º 39” 3” Bujur Timur dan 7º 3 “ Lintang Selatan.
Suhu Udara maksimum 24,9º C dan suhu udara minimum sebesar 7º C dengan
kelembaban udara maksimum sebesar 85,3% dan minimum sebesar 34,3%.
Puskesmas Sumowono terletak di Desa Sumowono
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan luas wilayah kerja 55,63 Km2 dan
meliputi 16 desa.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sumowono
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Kendal
2. Sebelah Timur : Kecamatan Ambarawa
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Jambu
4. Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung
2.2
Keadaan Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Kabupaten Semarang tahun 2010, jumlah penduduk Kecamatan Sumowono
adalah 29972 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki 15.138 jiwa dan perempuan 14.834 jiwa.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan
Sumowono Tahun 2009 - 2011
TAHUN
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
JUMLAH
|
2009
|
16.039
|
15.696
|
31.735
|
2010
|
16.039
|
15.696
|
31.735
|
2011
|
15.138
|
14.834
|
29.972
|
Sumber : Badan Pusat
Statistik Kabupaten Semarang
Menurut
kelompok umur , jumlah penduduk tahun 2011 di Kecamatan Sumowono tertinggi di usia 60 tahun ke atas yaitu
berjumlah 5817 orang dengan jumlah kelompok umur lainnya terlihat seperti tabel
di bawah ini.
Gambar 1
Jumlah Penduduk Kecamatan Sumowono Angka Tahun 2011 Menurut Kelompok Umur
Sumber
: Data BPS Kabupaten Semarang; gambar
hasil olahan
2.3
TINGKAT PENDIDIKAN
Data
tingkat pendidikan tahun 2011 tidak tersedia karena Badan Pusat Statistik belum
tersedia. Pengolahan data tersedia pertengahan tahun 2011.
BAB
III
PEMBANGUNAN
KESEHATAN KECAMATAN SUMOWONO
Untuk mewujudkan
visi pembangunan kesehatan di Kecamatan Sumowono, Puskesmas perlu menetapkan
fungsi, peran dan kinerja yang bersifat komplementer guna mendukung kegiatan
peningkatan upaya kesehatan optimal.
3.1
DASAR
Dasar pembangunan kesehatan adalah
nilai kebenaran dan aturan pokok yang menjadi landasan untuk berpikir dan
bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini merupakan landasan dalam
penyusunan visi, misi dan strategi serta sebagai petunjuk pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
1.
Perikemanusiaan
Setiap kegiatan, proyek dan program
kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Pemberdayaan dan kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat
beserta lingkungannya bukan hanya sebagai obyek namun sekaligus pula subyek
kegiatan, proyek dan program kesehatan. Segenap komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungannya. Setiap
kegiatan, proyek dan program kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta
individu, keluarga dan masyarakat sedemikian rupa sehingga dapat menolong
dirinya sendiri.
Dengan
dasar ini setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan, proyek dan
program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika
membutuhkan pelayanan kesehatan. Warga masyarakat harus mau bahu membahu
menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau
fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan dalam waktu sesingkat mungkin. Di lain
pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan agar
mampu memberikan pertolongan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan sesuai
dengan norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
3.
Adil dan merata
Setiap individu, keluarga ataupun
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau
dan tepat waktu tidak boleh memandang perbedaan ras, golongan, agama dan status
sosial ekonominya.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban biased harus terus diimbangi
dengan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, luar gedung
maupun satelit pelayanan. Dengan demikian pembangunan kesehatan dapat
menjangkau kantong-kantong penduduk resiko tinggi yang merupakan penyumbang
terbesar kejadian sakit dan kematian. Kelompok-kelompok penduduk inilah yang
sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap
penyakit dan kemampuan membayar mereka jauh lebih sedikit.
4.
Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran dan atau kesehatan dalam kegiatan, proyek ataupun program
kesehatan harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan program kesehatan
diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program kesehatan
diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan standar profesi dan
peraturan perundangan yang berlaku serta mempertimbangkan dengan
sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.
3.2
VISI
Visi pembangunan kesehatan di
Kecamatan Sumowono adalah terwujudnya “KECAMATAN
SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2015”. Visi tersebut merupakan
gambaran masyarakat Kecamatan Sumowono. Terlihat dari mayoritas penduduknya
yang hidup dalam lingkungan sehat sejahtera,
berperilaku hidup sehat jasmani,
rohani dan sosial, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan dan
kesejahteraan sosial yang bermutu, mencapai derajat kesehatan optimal serta
mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara wajar.
3.3
MISI
Misi mencerminkan peran, fungsi dan
kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di seluruh wilayah Kecamatan
Sumowono yang bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan kesehatan Kecamatan Sumowono.
Untuk mewujudkan visi “KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT
GOALS 2015” terdapat 4 (empat) misi
yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang
administrasi pemerintahan, yaitu :
a.
Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan
Pembangunan berwawasan kesehatan
mengandung makna bahwa setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Upaya tersebut
harus dapat menekan sekecil mungkin dampak negatif yang merugikan kesehatan
masyarakat beserta lingkungannya. Dengan demikian keberhasilan pembangunan
kesehatan sesungguhnya ditentukan oleh peran serta segenap komponen bangsa.
b.
Mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah
Kesehatan
adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun yang akan
dilakukan pemerintah dalam pembangunan kesehatan tidak akan ada artinya jika
tidak disertai dengan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatan secara mandiri. Upaya pemerintah untuk
memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitasnya harus
disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk
hidup sehat.
c. Memelihara
dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi
seluruh masyarakat Kecamatan Sumowono
Salah satu tanggung jawab
seluruh jajaran kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang
berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat khususnya di Kecamatan
Sumowono. Pelayanan kesehatan itu diselenggarakan bersama oleh pemerintah, masyarakat dan swasta.
d. Mendorong pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan
Penyelenggaraan upaya
kesehatan mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit yang didukung oleh upaya-upaya pengobatan segera dan pemulihan
kesehatan. Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan diperlukan
lingkungan yang kondusif. Masalah lingkungan fisik dan biologis yang buruk
adalah faktor penentu penularan penyakit.
3.4
STRATEGI
Strategi
yang dijalankan dalam bidang kesehatan di Kecamatan Sumowono sebagai berikut:
1.
Konsolidasi
seluruh sumber daya yang ada termasuk penyerasian nilai-nilai budaya kerja
sumber daya manusia setelah dilaksanakannya restrukturisasi Puskesmas Sumowono.
2.
Pemantapan
manajemen kesehatan di Puskesmas
Sumowono yang mandiri dan akuntabel.
3.
Pemantapan
kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan potensi seluruh
sumber daya yang ada dengan pendekatan Paradigma Sehat
4.
Pemberdayaan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan keluarga menuju kemandirian masyarakat
yang bertumpu pada potensi yang ada
5.
Meningkatkan
kemampuan pengambilan keputusan serta pemberian otonomi fungsional pada unit
pelayanan kesehatan terutama yang berada di lini depan dengan berorientasi pada
pelanggan
6.
Meningkatkan
advocacy dan kemitraan kepada seluruh stakeholder dalam
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan
7.
Mengembangkan
sistem pembiayaan kesehatan yang serasi
8.
Memantapkan
sistem informasi manajemen di Puskesmas
Sumowono sehingga setiap pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta.
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
KECAMATAN SUMOWONO
Gambaran pencapaian indikator
pembangunan kesehatan di Kecamatan Sumowono dilihat dari hasil-hasil yang telah
dicapai selama tahun 2011 dalam rangka mencapai “KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS 2015”. adalah
sebagai berikut :
4.1 DERAJAT KESEHATAN
Pengertian keadaan sehat dan sakit
sangat penting mengingat kita harus dapat menentukan ada/tidaknya
permasalahan/penyakit diantara masyarakat dan seberapa banyaknya. Menurut UU RI
No 23 tahun 1992 yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi
kesehatan badan rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas
penyakit, cacat dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial
ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah
lingkungan pelayanan kesehatan dan perilaku.
4.1.1
ANGKA KEMATIAN
1.
Angka Kematian Bayi ( AKB)
Jumlah kematian bayi di Kecamatan
Sumowono pada tahun 2010 sebanyak 5 kematian, didapatkan angka kematian sebesar
19,19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dari tahun 2009 dan 2010
memang sama yaitu 10 kematian, tetapi angka ini mengalami punurunan secara
prosentase dari tahun sebelumnya dikarenakan kelahiran bayi hidupnya lebih
banyak di tahun 2010 yaitu 521 kelahiran sedangkan tahun 2009 sebanyak 415
kelahiran.
Tabel 3. Angka Kematian Bayi Kec. Sumowono
Angka Kematian Bayi TH 2009
|
Angka Kematian Bayi TH 2007
|
||||
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
10
|
415
|
24,1
|
10
|
521
|
19,19
|
2.
Angka Kematian Balita ( AKABA)
Jumlah kematian balita di Kecamatan
Sumowono pada tahun 2010 sama dengan angka yang ditunjukkan di tahun 2009 yaitu
0 per 1.000 kelahiran hidup.
Tabel 4. Angka Kematian Balita Kec.
Sumowono
Angka Kematian Balita TH 2009
|
Angka Kematian Balita TH 2010
|
||||
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
0
|
2.288
|
0
|
0
|
2.239
|
0
|
3.
Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Jumlah
kematian ibu maternal di Kecamatan
Sumowono Tahun 2010 sebesar 1 kasus yaitu kematian ibu bersalin. Dengan prosentase
0,19. Hal ini menunjukkan angka yang mengalami penurunan dibanding tahun 2009
dimana tidak terdapat kematian ibu maternal.
Tabel 5. Angka Kematian Ibu Maternal Kec. Sumowono
Angka Kematian Ibu Maternal
TH 2009
|
Angka Kematian Ibu Maternal
TH 2010
|
||||
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
0
|
405
|
0
|
1
|
521
|
0,19
|
4.
Angka Kecelakaan lalu lintas
Jumlah
kejadian kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 adalah
sebesar 198 kasus dengan luka berat 125 kasus, luka ringan 73 kasus. Sedangkan
pada tahun 2010 tidak terdapat kematian yang diakibatkan kecelakaan lalu
lintas. Hal ini sama dengan tahun 2009 tidak terdapat kematian akibat
kecelakaan lalu lintas.
Tabel 6.
Angka Kecelakaan Lalu Lintas Kec. Sumowono
Angka Kecelakaan lalu Lintas
TH 2009
|
Angka Kecelakaan lalu Lintas
TH 2008
|
||||
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
0
|
67
|
0
|
0
|
18
|
0
|
4.1.2
ANGKA KESAKITAN
1.
Angka ”Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada
Anak Usia 15 tahun.
Kasus AFP
adalah penderita lumpuh layuh akut seperti gejala kelumpuhan pada polio yang
terjadi pada anak dibawah umur 15 tahun. Pada tahun 2009 kasus AFP tidak
ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Sumowono, begitu juga pada tahun 2010
kasus ini juga tidak ditemukan sehingga bisa dikatakan bahwa dalam dua tahun
terakhir tidak ada kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.
Tabel 7. Angka ”Acute Flaccid
Paralysis” (AFP) pada Anak Usia 15 th. Kec. Sumowono
Angka AFP pada Anak Usia 15 th
TH 2009
|
Angka AFP pada Anak Usia 15 th
TH 2010
|
||||
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
Penyebut
|
Pembilang
|
Cakupan
|
0
|
8.756
|
0
|
0
|
8843
|
0
|
2.
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Angka
Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + adalah penderita baru TB Paru BTA + yang sembuh diakhir pengobatan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2010 di Puskesmas Sumowono
ditemukan kasus baru BTA + sebanyak 19 kasus dengan prosentase diobati sebanyak
100 %. Jumlah kasus ini meningkat sebanyak 7 kasus dibanding tahun 2009 yang
hanya berjumlah 12 kasus saja.
3.
Persentase balita dengan Pneumonia yang
ditangani.
Pneumonia merupakan proses infeksi akut
yang mengenai jaringan paru-paru ( alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai
napas cepat dan atau napas sesak. Sedangkan prosentase balita dengan pneumonia
yang ditangani merupakan cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Di Puskesmas Sumowono
persentase untuk pencapaian program ini pada tahun 2010 menunjukkan angka 0,63
%, dimana ditemukan 2 kasus pneumonia yang ditangani dari 318 perkiraan kasus,
kedua kasus ini berasal dari desa
Jubelan dan Losari. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2009,
dimana pada tahun lalu tidak ditemukan kasus pneumonia pada balita yang
ditangani dari 151 perkiraan kasus pneumonia.
4.
Persentase HIV/AIDS Ditangani.
AIDS merupakan
kumpulan gejala yang disebabkan oleh karena menurunnya sistem kekebalan tubuh,
sedangan HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang lama
kelamaan akan menyebabkan AIDS. Di Puskesmas Sumowono seperti halnya tahun 2009
lalu dan tahun tahun sebelumnya, di tahun 2010 ini tidak ditemukan adanya kasus
HIV maupun AIDS.
5.
Persentase Infeksi Menular Seksual
diobati.
Infeksi Menular Seksual atau biasa disebut
penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual,
seperti Syphillis Gonorhoe Bubo, Jengger ayam, Herpes, termasuk HIV/AIDS.
Sedangkan IMS yang diobati adalah kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar di
satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun.
Di Puskesmas
Sumowono, selama tahun 2010 seperti halnya HIV/AIDS untuk kasus Infeksi yang
lain juga tidak ditemukan adanya kasus.
6. Persentase Demam Berdarah Dengue (DBD) ditangani.
Tersangka penyakit DBD adalah penderita dengan gejala panas mendadak
2-7 hari tanpa sebab yang jelas disertai tanda-tanda pendarahan,
sekurang-kurangnya uji tourniquet positif dan atau trombositopenia (trombosit
100.000/ul atau kurang).
Penderita DBD
yang ditemukan di wilayah Puskesmas Sumowono selama tahun 2010 sejumlah 1
kasus. Ditemukannya kasus DBD di wilayah Puskesmas Sumowono dimungkinkan
berasal dari daerah lain di luar wilayah kerja Puskesmas Sumowono (kasus
impor). Hal ini karena Puskesmas Sumowono termasuk wilayah non endemis.
7.
Persentase Balita dengan Diare Ditangani.
Diare adalah
buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Jumlah kasus diare dari penemuan program P2P
di Puskesmas Sumowono serta termasuk juga pasien di rumah sakit pada tahun 2010
sebanyak 201 dengan IR 6,32 %, angka ini meningkat dibanding tahun 2009
sebanyak 431 kasus diare. Penemuan kasus pada tahun 2010 ini tertinggi di Desa
Keseneng dan Kemitir masing-masing sebanyak 17 kasus sedangkan penemuan kasus
terendah di desa Bumen yaitu 6 kasus.
Sementara itu kasus diare
yang ditemukan dan langsung ditangani di wilayah kerja Puskesmas Sumowono
sejumlah 107 kasus atau 53,23 % dari jumlah keseluruhan kasus yang ada. Kasus
diare balita yang ditangani tertinggi di Desa Candigaron sedangkan didesa Bumen
tidak terdapat kasus diare balita. Dari Jumlah kasus yang ada tidak ditemukan
kasus meninggal dunia.
8.
Persentase Penderita Malaria Diobati
Selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono
tidak ditemukan adanya kasus Malaria.
9.
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Jumlah Kasus Kusta di
Puskesmas Sumowono di tahun 2010 masih sama dengan tahun 2009 yaitu sebanyak 0
kasus.
10.
Kasus Penyakit Filaria Ditangani.
Tidak berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2010 di Puskesmas Sumowono kasus Filaria ini
tidak ditemukan.
11.
Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit
Menular yang Dapat dicegah dengan Imunisasi.
Kasus PD3I meliputi
Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B.
Selama tahun 2010 di wilayah Puskesmas
Sumowono ditemukan adanya kasus Campak sebanyak 2 kasus, sedangkn kasus PD3I
yang lain tidak ditemukan.
4.1.3
STATUS GIZI
Dari 2.360
balita yang ada di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010-, ditimbang 1.972 anak
(88,04 %). Balita dengan berat badan naik sejumlah 1.520 (77,08%). Balita di bawah
garis merah (BGM) tercatat 97 anak (4,92%) dan tidak terdapat balita gizi buruk
di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010.
Berikut
ini angka perbandingan dengan tahun 2010:
|
1.
Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan
Kunjungan Neonatus adalah cakupan Neonatus yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan atau Perawat yang memiliki kompetensi
klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 2 kali di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Di wilayah Puskesmas Sumowono selama tahun 2010 jumlah kunjungan
Neonatus ada 518 dengan cakupan KN 99,42 %.
Jumlah
kunjungan Neonatus ini tertinggi sejumlah 77 kunjungan di Desa Candigaron dan
terendah di Desa Bumen sejumlah 12 kunjungan.
2.
Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi ( umur 1-12 bulan) yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan atau
Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 4
kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Di wilayah Puskesmas Sumowono
selama tahun 2010 jumlah kunjungan bayi sebanyak 404 dengan Cakupan Kunjungan
Bayi sebesar 77,54 %.
3.
Persentase BBLR Ditangani
Persentase BBLR adalah cakupan bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan
24 jam pertama setelah lahir. Selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono
didapatkan data BBLR sejumlah 42 bayi atau 8,06 % dari seluruh kelahiran hidup,
angka ini mengalami peningkatan jumlah dibanding tahun 2009 dimana ada 24 kasus
bayi BBLR atau 5,93 % dari seluruh kelahiran hidup. Dari 42 kasus BBLR yang
ditemukan pada tahun 2010 semuanya ditangani.
4.
Balita dengan Gizi Buruk
Balita
dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Sumowono tahun 2010 tidak ditemui
adanya balita dengan gizi buruk. Hasil pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2009, hal ini dikarenakan perbedaan baku antropometri yang
digunakan untuk menilai status gizi pada tahun 2009 dan tahun 2010 berbeda.
5.
Kecamatan Bebas Rawan Gizi
Pada tahun
2010 semua desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumowono sudah menjadi desa
bebas rawan gizi.
4.2
UPAYA KESEHATAN
4.2.1
Pelayanan Kesehatan
Keberadaan
sarana kesehatan sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan akan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Puskesmas Sumowono termasuk salah satu puskesmas
dengan fasilitas rawat inap yang ada di Kabupaten Semarang dan merupakan
puskesmas induk di kecamatan Sumowono. Selain puskesmas induk, Kecamatan
Sumowono juga memiliki sarana kesehatan berupa Puskesmas Pembantu sebanyak 6 buah, 1 buah Polindes dan
10 buah PKD serta 2 Puskesmas Keliling.
1.
Cakupan Kunjungan K1
Cakupan
pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil
(K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehtaan ibu hamil. Cakupan K1 di
Puskesmas Sumowono tahun 2010 sebesar 115,52 %, dimana ada penurunan persentase
cakupan K1 sebesar 8,58% dari tahun 2009 yang mencapai 124,10%.
2.
Cakupan Kunjungan K4
Pelayanan
antenatal selain pada triwulan pertama juga dilakukan sekali pada triwulan
kedua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4) dan cakupan k4 Puskesmas Sumowono
pada tahun 2010 adalah 107,46%.
3.
Persentase Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga
Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
Jumlah
Persalinan yang ditolong oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Puskesmas Sumowono di
tahun 2010 sejumlah 508 atau sekitar 107,17 %.
4.
Cakupan ibu nifas mendapatkan pelayanan
Seperrti
tahun sebelumnya pada tahun 2010 cakupan ibu nifas di Puskesmas Sumowono yang
mendapat pelayanan hanya sebanyak 50,21% dari ibu nifas yang ada.
5.
Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Balita (Pra Sekolah)
Dari 1051
anak balita (Pra Sekolah) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada
tahun 2010 belum ada yang tercakup dalam Deteksi dini tumbuh kembang anak
balita atau besar cakupannya 152,76%. Kegiatan deteksi dini ini kembali
dilaksanakan pada tahun 2010.
6.
Persentase Siswa SD/MI yang Diperiksa
Kesehatannya
Kegiatan
pelayanan kesehatan anak sekolah di Kecamatan Sumowono meliputi 547 siswa SD/MI
dari 29 sekolah dengan persentase diperiksa 142,94 %. Angka ini sudah mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 91.36%. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2010 dan 2009 hanya memeriksa siswa kelas satu saja.
7.
Persentase Peserta KB Baru
Pada tahun
2010 terdapat peningkatan jumlah peserta
KB baru di Kecamatan Sumowono dari 800 peserta di tahun 2009 menjadi 901
peserta.
8.
Persentase Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif pada tahun 2010 sejumlah 5.907 orang atau 84,09 %
sedangkan di tahun 2009 di Kecamatan
Sumowono sejumlah 5.992 orang atau 77.61% dari jumlah Pasangan Usia Subur. Dari
angka tersebut diketahui adanya
penurunan jumlah peserta KB aktif sebesar 85 peserta sedangkan persentase
peserta KB mengalami kenaikan peserta KB aktif
6,48 % karena disebabkan jumlah PUS yang meningkat.
9.
Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis
Kontrasepsi
Dari 5907
peserta KB baru di Puskesmas Sumowono dapat dipilah-pilah berdasarkan jenis
kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
·
Suntik : 234 (58,93 %)
·
Pil : 46 (5,11%)
·
Implant : 234 (25,97%)
·
IUD : 68 (7,55%)
·
MOP/MOW : 12 (1,33 %)
·
Kondom : 10 (1,11%)
10.
Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis
Kontrasepsi
Dari 5.736
peserta KB aktif di Puskesmas Sumowono dapat dipilah-pilah berdasarkan jenis
kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
·
Suntik : 2566 (43,44 %)
·
Pil : 292 (4,94%)
·
Implant : 1645 (27,85%)
·
IUD : 572 (9,68%)
·
MOP/MOW : 815 (13,80 %)
·
Kondom : 17 (0,29%)
11. Persentase
Desa UCI
Persentase
cakupan desa UCI di wilayah kerja Puskesmas Sumowono tahun 2010 sebanyak 100%
dari semua desa yang ada.
12.
Cakupan Imunisasi Bayi
Pencapaian
cakupan Imunisasi bayi selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono sebesar 95,59 %
dari jumlah sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.
13. Persentase
Drop Out Imunisasi DPT1-Campak
Persentase
bayi drop out imunisasi DPT1-Campak tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono sebesar 2,09 % dari jumlah sasaran yang ada.
14.
Persentase Bayi BGM Keluarga Miskin
Persentase
bayi BGM (Bawah garis Merah) di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 sejumlah 29
anak atau 0,69 % dari seluruh balita yang ada. Angka ini sama dengan tahun 2009
yang mencapai 0,7 %.
15.
Persentase Balita Mendapat Vitamin A2 Kali
Cakupan
Balita mendapat Vitamin A2 Kali selama tahun 2010 di Puskesmas Sumowono adalah
100 % dari jumlah balita yang ada. Atau dengan kata lain bahwa semua balita
telah tercakup Vitamin A 2 kali.
16.
Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan
Berdasarkan analisa gizi buruk dengan pedoman baku
antropometri BB/TB, gizi buruk yang ada di Kecamatan Sumowono pada tahun 2010
tidak ditemukan balita dengan gizi buruk
yang ada mendapatkan perawatan.
17.
Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe
Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono diberi tablet besi (Fe) sebagai upaya preventif terhadap kejadian
anemia yang banyak terjadi pada ibu hamil. Anemia merupakan satu diantara
beberapa penyebab kematian ibu berslin yang disebabkan terjadinya perdarahan
pada saat persalinan. Pada trimester 1 jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet
Fe di tahun 2010 sejumlah 115,52% sedangkan cakupan Fe pada Trimester 3 sebesar
115,12 %.
18.
Persentase WUS Mendapat Imunisasi TT
Pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia
Subur (WUS) merupakan suatu upaya pemberian perlindungan terhadap ibu dan
bayinya dari kemungkinan terjadinya tetanus pada saat persalinan (Tetanus
Neonatorum). Cakupan imunisasi TT 1 ibu hamil di Kecamatan Sumowono tahun 2010
sebesar 107,86 %, sedangkan cakupan imunisasi TT 2 ibu hamil sebesar 160,08 dan
TT 3 ibu hamil 0,2%.
19.
Persentase Akses Ketersediaan Darah Untuk
Ibu Hamil dan Neonatus Dirujuk.
Ketersediaan darah untuk ibu hamil
dan neonatus dirujuk di puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah O %. Hal ini
dikarenakan tidak adanya persediaan darah pada unit kerja Puskesmas Sumowono.
20.
Cakupan Ibu Hamil Risti/Komplikasi Yang
Ditangani
Ibu hamil dengan risiko tinggi/komplikasi
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono sejumlah 84 kasus dari 496 jumlah
ibu hamil yang ada pada tahun 2010 atau sekitar 16,94 %. Angka ini menurun
dibanding tahun 2009 dimana ibu hamil risti/komplikasi hanya sekitar 9,39 %
saja. Meskipun secara estimasi angka yang ditunjukkan pada tahun 2010 jauh
menurun dibanding tahun 2009 (Hal ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini).
Dari semua ibu hamil risti/komplikasi yang ada pada tahun 2010 ini semuanya
tertangani (100%).
21.
Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Yang
Ditangani
Cakupan
Neonatal risiko tinggi/komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Sumowono sejumlah
23 kasus dari 521 jumlah Neonatal yang ada selama tahun 2010 (sekitar 29,49 %).
Semua Neonatal risiko
tinggi/komplikasi yang ada semuanya telah
tertangai (100%).Apabila dibandingkan tahun 2009 ada kenaikan sekitar 9 kasus,
dimana pada tahun 2009 ditemukan 14 kasus neonatal risti/komplikasi (sekitar
3,46%).
22.
Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat
Darurat
Jumlah sarana kesehatan dengan
fasilitas penanganan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat di
Kecamatan Sumowono sebanyak 1 unit sarana yaitu di Puskesmas Induk.
23.
Persentase Desa Terkena Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang Ditangani < 24 Jam.
Selama tahun 2010 tidak ditemukan
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kecamatan Sumowono. ( 0 % ).
24.
Attack Rate dan CFR Menurut Jenis KLB,
Jumlah Kecamatan/Desa yang Terserang
Besarnya Attack Rate dan CFR yang
dibedakan menurut jenis KLB maupun jumlah desa yang terserang sebesar 0 %
karena pada tahun 2010 tidak ditemukan KLB di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.
25.
Persentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif
Asi Eksklusif adalah air susu ibu
yang diberikan kepada bayi mulai dari lahir (usia 0 bulan) sampai 6 bulan usia
bayi tanpa asupan tambahan lainnya (makanan pendamping) dalam bentuk apapun.
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena semua zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan pekembangan yang optimal bagi bayi terkandung di
dalamnya.
Di Puskesmas Sumowono pemantauan
pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat dari laporan bulanan gizi. Pada tahun
2010 cakupan pemberian ASI Eksklusif di kecamatan Sumowono tercatat 16,6% dari
247 bayi yang ada. Persentase ini mengalami penurunan dari tahun sebelumya,
dimana pada tahun 2009 cakupan ASI Eksklusif mencapai 24,56 % dari 228 bayi
yang ada.
Dengan melihat angka pencapaian
program yang menurun pada tahun 2010 ini perlu direkomendasi bagi pemegang
program bersangkutan untuk lebih meningkatkan kegiatan baik berupa pemberian
informasi bagi ibu balita maupun kegiatan lain yang strategis untuk peningkatan
cakupan di tahun –tahun beikutnya.
26.
Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam
Beryodium yang Baik
Dari 16 desa yang ada di wilayah
Kecamatan Sumowono tahun 2010 diketahui pemakaian garam tidak mengandung yodium
yang baik.
27.
Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
dilaksanakan di Puskesmas Sumowono selamaa tahun 2010 sejumlah 538 tindakan
meliputi tumpatan gigi tetap sebanyak 178 tindakan dan cabut gigi tetap 360
tindakan. Sedangkan rasio tambal cabut sebesar 0,49. Angka ini cenderung
meningkat dibanding tahun 2009 dimana jumlah pelayanan gigi mencapai 331 kasus
dengan rasio tambal cabut sebesar 0,21.
28.
Persentase Murid SD/MI yang Mendapat
Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut pada
murid SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 dilakukan pada
sejumlah 236 murid dari 3275 murid SD/MI yang ada di wilayah Kecamatan Sumowono
atau sekitar 7,21%. Hal ini jauh apabila dibanding persentase yang dicapai
tahun 2009 yaitu 16,35%.
29.
Upaya Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 terdata 22.029 kegiatan, dengan
kegiatan penyuluhan NAPZA sebanyak 6031 kegiatan ( sekitar 26,65%) dari seluruh
kegiatan penyuluhan yang dilakukan.
30.
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan.
Jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
masyarakat khusunya pada keluarga miskin dan masyarakat rentan merupakan suatu
upaya kesehatan masyarakat yang paripurna, terjamin kesinambungan dan mutunya.
Sasaran yang dibidik adalah keluarga miskin dan masyarakat rentan. Keluarga
miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
melalui koordinasi Kkabupaten/Kota dengan melibatkan tim desa dalam mengidentifikasi
keluarga miskin secara tepat. Sedangkan masyarakat rentan adalah masyarakat
yang tergolong dalam penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Berdasarkan laporan dari 16 desa di
wilayah Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 dapat diketahui bahwa keluarga
miskin yang mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan sejumlah 1615 jiwa atau
7,17 % dari total penduduk miskin yang ada di wilayah tersebut berdasar data
penduduk miskin yang didasarkan pada quota PT ASKES tahun 2010.
31.
Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat
Pelayanan Kesehatan
Keluarga miskin di lingkungan kerja
Puskesmas Sumowono yang mendapat pelayanan kesehatan sejumlah 1455 jiwa atau
sekitar 15,7% dari jumlah keseluruhan keluarga miskin yang ada. Angka ini
meningkat dibanding tahun 2009 yang mencapai 1415.
32.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Kerja pada
Pekerja Formal
Pelayanan kesehatan kerja baik
sektor formal maupun informal sedikit banyak ikut menentukan derajat kesehatan
pekerjanya. Pekerja formal umumnya telah mendapat pembinaan dan pelayanan di
bidang kesehatan khususnya pada industri berskala besar.
Wilayah kerja Puskesmas Sumowono
sendiri memiliki sejumlah pekerja formal yang bekerja pada industri besar,
namun secara institusional Puskesmas belum melngkah dalam memberikan pembinaan
sehingga tidak didapatkan data yang terkait dengan pelaynan kesehtaan bagi
pekerja formal.
33.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia
Lanjut dan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan bagi golongan pra usia
lanjut dan usia lanjut mulai mendapatkan porsi perhatian dari penyedia layanan
kesehatan melalui digalakkannya kegiatan posyandu lansia sebagai upaya promotif
dan preventif disamping juga memberikan pelayanan yang bersifat kuratif.
Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut di wilayah kerja
Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 sekitar 61,39 % dari 4.729 jumlah pra usia
lanjut dan usia lanjut yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumowono.
34.
Cakupan Wanita Usia Subur yang Mendapatkan
Kapsul Yodium
Wanita Usia Subur di Kecamatan Sumowono
tidak ada yang mendapatkan kapsul yodium karena meskipun termasuk daerah
dataran tinggi namun Kecamatan Sumowono bukanlah merupakan daerah endemis
penyakit gondok sehingga cakupannya pada tahun
2010 adalah 0 %.
35.
Cakupan Donor Darah Diskrining Terhadap
HIV-AIDS
Skrining donor darah terhadap HIV-AIDS di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 besar cakupannya adalah 0 %.
Hal ini dikarenakan tidak adanya pelayanan donor darah pada unit kerja
Puskesmas Sumowono.
4.2.2
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
kesehatan di wilayah Puskesmas Sumowono relatif dapat dijangkau dengan mudah
oleh masyarakat karena hampir di setiap desa memilikinya berikut petugas.
Sedangkan dari segi pembiayaan sangat tidak memberatkan karena gratis tanpa
dipungut biaya pada jam-jam pelayanan tanpa mengurangi mutu pelayanan terhadap
masyarakat yang membutuhkannya.
1.
Cakupan rawat jalan
Kunjungan rawat jalan di Puskesmas
Sumowono dapat dikatakan besar karena selain dari puskesmas induk juga
didapatkan kunjungan rawat jalan pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang
ada di desa-desa yang termasukwilayah kerjanya. Dari data yang ada dapat
dilihat bahwa pada tahun 2010 cakupan rawat jalan di Puskesmas Sumowono
mencapai 75,27 % dari total jumlah penduduk Kecamatan Sumowono yaitu 31.782
jiwa. Angka yang dicapai pada kunjungan rawat jalan ini menurun dari tahun 2007
yang hanya sekitar 86,88 %.
2.
Cakupan rawat inap
Puskesmas
Sumowono merupakan satu diantara sekian puskesmas dengan fasilitas rawat inap
yang ada di wilayah Kabupaten Semarang. Jumlah kunjungan rawat inap selama
tahun 2010 sebanyak 508 kasus atau sekitar 14,77 % dari jumlah penduduk. Angka
ini turun dibanding kunjungan rawat inap selama tahun 2009.
3.
Persentase sarana kesehatan dengan
kemampuan laboratorium kesehatan
Sarana
kesehatan yang memiliki kemampuan laboratorium di wilayah kerja Kecamatan
Sumowono terdapat di Puskesmas Sumowono dengan satu orang tenaga pelaksana
analis kesehatan.
4.
Persentase rumah sakit yang
menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar
Wilayah
Kecamatan Sumowono tidak memiliki sarana kesehatan berupa rumah sakit. Oleh
karenanya persentase rumah sakit yang meyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan
spesial dasar adalah 0 %.
5.
Ketersediaan obat essensial dan generik
sesuai kebutuhan
Tahun 2010
data ketersediaan obat essensial di Puskesmas Sumowono sebesar 100 % dari yang
dibutuhkan, sedangkan obat generik besar persentase ketersediaan dibanding
dengan kebutuhan sebesar 100%.
6.
Pengadaan obat essensial/generik
Pengadaan obat essensial/generik untuk kebutuhan pelayanan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono dipenuhi dari gudang farmasi tingkat kabupaten
dengan mengajukan permintaan obat terlebih dahulu. Besar kebutuhan tersebut
selama tahun 2010 dapat terpenuhi dengan melihat besarnya persentase ketersediaan
yang melebihi 100 %.
7.
Persentase obat generik berlogo dalam
persediaan
Obat generik berlogo di puskesmas Sumowono
tercatat 100 % dari semua obat generik yang tersedia.
4.2.3. Perilaku Hidup Masyarakat
Derajat kesehatan seseorang atau
masyarakat salah satunya dipengaruhi pleh perilaku dari perorangan atu
masyarakat itu sendiri, selain tentunya faktor lingkungan, pelayanan kesehatan
dasar dan genetik, Upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat ini
termasuk dalam kegiatan preventif demi tercapainya derajat kesehatan yang
optimal.
1. Persentase
rumah tangga ber-PHBS
Berdasar data dari hasil survey Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS tingkat rumah tangga di 16 desa wilayah kerja
Puskesmas Sumowono dengan jumlah KK yang dipantau sebanyak 7.961 KK, diperoleh
data sebagai berikut :
a.
Strata
Pratama : 72 KK ( 0,9%)
b.
Strata
Madya : 1.993 KK ( 25 %)
c.
Strata
Utama : 5.581 KK ( 70,1 %)
d.
Strata
Paripurna : 315 KK ( 3,96%)
2. Persentase
posyandu aktif
Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) merupakan partisipasi nyata dari masyarakat dalam menentukan derajat
kesehatan, Salah satu diantaranya adalah kegiatan posyandu. Untuk mengetahui
tingkat keaktifan posyandu dapat dilakukan kegiatan telaah kemandirian
posyandu. Dari kegiatan tersebut akan diperoleh stratifikasi posyandu.
Dari kegiatan telaah kemandirian posyandu di
kecamatan Sumowono yang memiliki posyandu sejumlah 66 diperoleh stratifikasi
sebagi berikut :
a. Strata Pratama : 1
posyandu (1,52%)
b. Strata Madya : 6
posyandu (9,09%)
c. Strata Purnam : 11
posyandu (16,67%)
d. Strata Mandiri : 48
posyandu (72,73%)
4.2.4. Keadaan Lingkungan
Lingkungan merupakan satu diantara empat
faktor penentu derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan terdapat
beberaa jenis penyakit dimana lingkungn ikut berperan dalam persebarannya
(environment borne dsease) seperti : diare, kecacingan, thyposa, filariasis,
DBD, dll.
1. Persentase
rumah sehat
Jumlah rumah di wilayah
Kecamatan Sumowono pada tahun 2010 sebesar 7.381 unit. Jumlah rumah yang
diperiksa pada tahun yang sama sejumlah 2410 unit atau sekitar 32,65 %. Dari
sekian jumlah rumah yang diperiksa diketahui jumlah rumah yang termasuk
kategori sehat sebanyak 81,54 %.
2. Persentase
keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih
Cakupan keluarga yang memiliki akses air bersih adalah jumlah
keluarga yang memiliki akses air bersih dibagi jumlah keluarga yang diperiksa.
Di wilayah Puskesmas Sumowono persentase akses air bersih ini mencapai 87,24 %
pada tahun 2010. Dibandingkan dengan tahun 2009 angka capaian ini turun sekitar
2,6 %, karena pencapaian di tahun 2009 hanya sebesar 89,84 %.
3.
Persentase keluarga yang memiliki sarana
sanitasi dasar
Sarana
sanitasi dasar di sini yang dimaksud adalah jamban, tempat sampah, dan
pengelolaan air limbah. Pada tahun 2010 di wilayah Kecamatan Sumowono jumlah
rumah yang memiliki jamban ada 84,4 % dari 2500 unit rumah yang ada. Angka ini
jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 yang hanya mencapai 83,43 %. Dari
seluruh rumah yang telah memiliki jamban ada 74,79 % yang termasuk kategori
sehat.
Tabel 9.
Keluarga dengan Sarana Jamban Keluarga Kec. Sumowono
TH 2009
|
TH 2010
|
||||
Diperiksa
|
Tersedia
|
Cakupan
|
Diperiksa
|
Tersedia
|
Cakupan
|
4400
|
3671
|
83,43
|
2500
|
2110
|
84,4
|
Sedangkan persentase rumah yang memiliki
tempat sampah pada tahun 2010 ada 49,8 % dari 2500 unit rumah yang diperiksa,
sedangkan yang termasuk kategori sehat ada 70,36 %. Persentase tempat sampah
dengan kategori sehat ini jauh naik dibanding tahun 2009 yang hanya 62,76 %
saja.
Tabel 10.
Keluarga dengan Sarana Pembuangan Sampah
Kecamatan Sumowono
TH 2009
|
TH 2010
|
||||
Diperiksa
|
Tersedia
|
Cakupan
|
Diperiksa
|
Tersedia
|
Cakupan
|
4400
|
2691
|
61,16 %
|
2500
|
1245
|
49,6 %
|
Sedangkan untuk kepemilikan
pengelolaan air limbah, dari 2500 unit rumah yang diperiksa diketahui sejumlah
63,56 % telah memiliki pengelolaan air limbah. Dari kepemilikan tersebut 60,54
% termasuk dalam kategori sehat. Angka yang dicapai pada tahun 2010 ini jauh
lebih tinggi dibanding tahun 2009 dimana kepemilikan pengelolaan air limbah
baru mencapai 50,64 % dengan kategori sehat sekitar 58,17 %. Pencapaian ini
akan lebih jelas terlihat pada tabel berikut :
Tabel 11.
Keluarga dengan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Kec. Sumowono
TH 2009
|
TH 2010
|
||||
Diperiksa
|
Tersedia
|
Cakupan
|
Diperiksa
|
Tersedia
|
Cakupan
|
4400
|
2228
|
50,64 %
|
2500
|
1589
|
60,54 %
|
4.
Persentase tempat-tempat umum sehat
Tempat-tempat
umum yang dimaksud disini adalah tempat pengelolaan makanan daan minuman yang
meliputi restoran, depot air minum, dan juga tempat pengelolaan makanan yang
lain. Pada tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Sumowono semua restoran dan
depot air minum yang diperiksa 100% sehat. Dari semua TPM yang ada sejumlah 31 buah mencapai
persentase sehat mencapai 77,78 % dari 27 TPM yang telah diperiksa. Apabila
dibandingkan dengan tahun 2009 banyak sekali penurunan persentase sehat sekitar 15,08 %.
5.
Persentase institusi dibina kesehatan
lingkungannya
Institusi
yang dimaksud disini adalah hotel/losmen, pasar, sarana kesehatan,sarana
pendididkan, sarana ibadah, perkantoran, industri, sarana TP3. Pada tahun 2010
di wilayah Puskesmas Sumowono terdapat 345 buah institusi. Dari 313 sarana yang
ada tersebut telah dibina sejumlah 128 sarana atau sekitar 39,94 %, dan
diketahui 61,6 % diantaranya telah masuk kategori sehat. Dari tahun sebelumnya
persentase sarana yang sehat menurun sebanyak 3%.
6.
Persentase rumah/bangunan yang diperiksa
jentik nyamuk Aedes
Pada tahun
2010 di wilayah Puskesmas Sumowono terdapat 7.381 unit rumah. Dari seluruh
rumah yang ada telah diperiksa 2538 buah atau 34,39 %.
7.
Persentase rumah/bangunan bebas jentik
nyamuk aedes
Dari
seluruh unit rumah yang diperiksa yaitu sejumlah 2538 buah diketahui 2500 rumah
diantaranya telah bebas jentik atau mencapai 98,5 %. Angka ini menurun
dibanding tahun 2009 yang bisa mencapai 99,32 % rumah yang bebas jentik.
Tingginya angka bebas jentik di wilayah Puskesmas Sumowono tidak lain karena
letak geografis yang relatif tinggi dari permukaan laut sehingga jentik nyamuk
tidak bisa bertahan hidup atau daerah nonendemis.
4.3
SUMBER DAYA KESEHATAN
4.3.1.
Sarana Kesehatan
1.
Indikator pelayanan rawat inap
Puskesmas Sumowono merupakan puskesmas
dengan pelayanan rawat inap. Pada tahun 2010 jumlah tempat tidur yang ada
sejumlah 16 tempat tidur, dengan jumlah pasien 509 orang. Dari seluruh pasien
yang ada selama tahun 2010 ditemukan adanya
1 kematian yang kematiannya >= 48 jam. Sedangkan jumlah hari
perawatan menunjukkan angka 1265 dengan nilai BOR : 21,67 LOS : 2,5 TOI : 8,99
GDR : 2 dan NDR 2.
2.
Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut
kepemilikan/pengelola
Pada tahun 2010 Puskesmas Sumowono
mempunyai 6 puskesmas pembantu yang berlokasi di Desa Losari, Pledokan,
Kemitir, Candigaron, Jubelan dan Kebonagung. Puskesmas keliling yang dikelola
sebanyak 2 unit untuk satu wilayah Kecamatan Sumowono. Sedangkan Posyandu yang
ada sejumlah 66 posyandu yang tersebar di 16 desa. Sarana kesehatan lain yang
ada berupa Polindes sebanyak 1 buah di Desa Mendongan, Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD) sebanyaak 10 buah yang berlokas di Desa Jubelan, Kemawi, Piyanggang,
Keseneng, Duren, Trayu, Lanjan, Pledokan, Sumowono dan Ngadikerso. Di wilayah
Puskesmas Sumowono ada 1 apotik dan 1 praktek dokter perorangan.
3.
Sarana pelayanan kesehatan swasta
Jumlah sarana pelayanan kesehatan swasta
yang ada di wilayah Puskesmas Sumowono adalah praktek dokter perorangan sebanyak
1 orang.
4.
Upaya kesehatan bersumber masyarakat
(UKBM)
UKBM yang dimaksud meliputi : desa siaga,
PKD, Polindes, dan Posyandu. Pada tahun 2010 di wilayah Puskesmas Sumowono
belum ada desa siaga aktif namun desa yang sedang dalam proses pembentukan ke
arah desa siaga aktif ada 16 desa. Sedangkan desa yang telah mempunyai PKD ada
10 desa yaitu Desa Jubelan, Kemawi, Piyanggang, Keseneng, Duren, Trayu, Lanjan,
Pledokan, Sumowono dan Ngadikerso. Sedangkan desa yang mempunyai Polindes hanya
ada satu desa yaitu Desa Mendongan. Sedangkaan Posyandu aktif yang ada sejumlah
66 posyandu yang tersebar di 16 desa dan 61 dusun.
4.3.2
Tenaga Kesehatan
1.
Persebaran tenaga kesehatan menurut unit
kerja
Pada tahun
2010 persebaran tenaga kesehatan di Puskesmas Sumowono sebagai berikut : medis
sejumlah 4 orang bertugas di puskesmas terdiri dari 3 dokter umum dan 1 dokter
gigi, perawat ada 11 orang, 5 orang bertugas di rawat inap, 2 orang pemegang
program di puskesmas yaitu imunisasi dan TB Paru, sedangkan 2 orang yang lain 1
bertugas sebagai bendahara pengeluaran dan 1 lagi bertugas di Pustu kemitir.
Perawat
gigi di Puskesmas Sumowono ada 2 orang dengan pembagian kerja 1 orang bertugas
di luar gedung dan 1 orang lagi bertugas di dalam gedung. Sedangkan untuk
tenaga bidan Puskesmas Sumowono di tahun 2010 mempunyai 20 bidan, 4 orang bidan
Puskesmas sebagai koordinator, yaitu koordinator KIA, 2 koordinator KB, dan
satu orang lagi sebagai koordinator anak. Sedangkan 16 bidan yang lain adalah
bidan desa yang bertugas di 16 desa seluruh wilayah Kecamatan Sumowono.
Tenaga
lainnya adalah teknisi medis sejumlah satu orang yaitu analis laborat yang
bertugas mengelola seluruh kegiatan di laboratorium Puskesmas Sumowono. Tenaga
kesehatan masyarakat sejumlah 2 orang yang masing-masing memegang program gizi
dan sanitasi.
2.
Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas dan
rawat inap
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Sumowono pada tahun 2010 sejumlah 40 orang terdiri dari medis, perawat umum dan
perawat gigi, bidan, teknisi medis, dan kesehatan masyarakat.
3.
Rasio dokter spesialis per-100.000
penduduk
Rasio
dokter spesialis di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 0.
4.
Rasio dokter per-100.000 penduduk
Rasio
dokter umum di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 9,51.
5.
Rasio dokter gigi per-100.000 penduduk
Rasio
dokter gigi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.
6.
Rasio dokter keluarga per-1000 keluarga
Rasio
dokter keluarga di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.
7.
Rasio apoteker per-100.000 penduduk
Rasio apoteker
/ farmasi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 0.
8.
Rasio ahli gizi per-100.000 penduduk
Rasio ahli
gizi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.
9.
Rasio perawat per-100.000 penduduk
Rasio
perawat di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 41,21 termasuk perawat
gigi.
10.
Rasio bidan per-100.000 penduduk
Rasio bidan
di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 63,4.
11.
Rasio ahli kesehatan masyarakat
per-100.000 penduduk
Rasio ahli
kesehatan masyarakat di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 6,34.
12.
Rasio ahli sanitasi per-100.000 penduduk
Rasio ahli
sanitasi di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.
13.
Rasio tenaga teknisi medis per-100.000
penduduk
Rasio
teknisi medis di Puskesmas Sumowono pada tahun 2010 adalah 3,17.
4.3.3
Pembiayaan Kesehatan
1.
Persentase anggaran kesehatan dalam APBD
Kabupaten/Kota
Persentase
anggaran kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota untuk Puskesmas Sumowono
realisasinya adalah 85,93 % dari total anggaran yang ada yaitu Rp. 94.250.000,-
2.
Alokasi anggaran kesehatan pemerintah
per-Kapita per-Tahun (ribuan rupiah)
Dari
keseluruhan anggaran yang ada untuk kesehatan per kapta diperoleh angka Rp.
4.700,-
BAB V
KESIMPULAN
Pusat
Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat.
Puskesmas Sumowono merupakan puskesmas
yang wilayah kerjanya mencakup 16 desa dengan kategori posyandu, antara lain
posyandu Pratama, posyandu Madya, posyandu Purnama, dan posyandu Mandiri.
Untuk mencapai visi puskesmas Sumowono, yaitu KECAMATAN SUMOWONO MILLENIUM DEVELOPMENT
GOALS 2015. maka
puskesmas Sumowono menerapkan beberapa program, antara lain:
PROGRAM UPAYA KESEHATAN
1.
Pelayanan Kesehatan
2.
Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan
3.
Perilaku Hidup Masyarakat
4.
Status Gizi
5.
Keadaan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI , 2004, Keputusan menteri
kesehatan , Nomor 128/menkes/SK/2/2004.Tentang pelayanan dasar pusat kesehatan
masyarakat.
http//:www.healt.com//diambil pada tanggal 7 Januari 2013.
http//:www.forumpuskesmas.co.id// diambil pada tanggal 7 Januari 2013.
PROFIL PUSKESMAS SUMOWONO// 7 Januari 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar