ASUHAN KEPERAWATAN
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Oleh :
M. DAVID NUGROHO
0101433
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2012
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perdarahan Antepartum”, tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB serta menambah pengetahuan kami tentang keperawatan.
Meskipun kami telah berusaha segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah kami belum sempurna. Oleh karena itu segala tegur sapa dan kritik yang diberikan akan kami sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah bagi kami semua yang memanfaatkannya.
Ungaran, Maret 2011
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengertian ........................................................................................ 3
B. Etiologi ............................................................................................ 3
C. Patofisiologi .................................................................................... 4
D. Pathway............................................................................................ 6
E. Tanda dan Gelaja............................................................................. 7
F. Komplikasi....................................................................................... 8
G. Penatalaksanaan............................................................................... 8
H. Asuhan Keperawatan..................................................................... 10
I. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 13
J. Intervensi........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi
setelah kehamilan 28 minggu. Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari
traktus genitalis yang terjadi antara kehamilan minggu ke 28 awal partus.
( Mochtar,
Rustam )
Perdarahan
antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.
(
Rauf, Syahrul )
Ante Partum Bleeding (APB) adalah
perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan
lebih berbahaya dari pada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.
(
Prawirohardjo, Sarwono )
B.
Tujuan
- Tujuan
Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum
secara komprehensif.
- Tujuan
Khusus
a.
Mampu melaksanakan pengkajian pada
pasien dengan perdarahan antepartum
b.
Mampu menganalisa dan menentukan
masalah keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum
c.
Mampu melakukan intervensi dan
implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan pada klien dengan perdarahan
antepartum.
d.
Mampu mengevaluasi tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan
e.
Mengetahui pengertian, etiologi,
patofisiologi, pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi,
pemeriksaan penunjang pada pasien dengan perdarahan antepartum.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengertian
Pendarahan
antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari traktus genitalis yang terjadi
antara kehamilan minggu ke 28 awal partus.
Perdarahan antepartum adalah
perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.
B. Etiologi
Pendarahan antepartum dapat
disebabkan oleh :
1.
Bersumber dari kelainan plasenta
a.
Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (osteum uteri internal).
Plasenta
previa diklasifikasikan menjadi 3 :
1)
Plasenta previa totalis : seluruhnya
ostium internus ditutupi plasenta.
2)
Plasenta previa lateralis : hanya
sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
3)
Plasenta previa marginalis : hanya
pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta.
Plasenta
previa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1)
Endometrium yang kurang baik
2)
Chorion leave yang peresisten
3)
Korpus luteum yang berreaksi lambat
b.
Solusi plasenta
Solusi plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta
yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya
dihitung kehamilan 28 minggu.
Solusi plasenta dapat diklasifikasikan menjadi 3
berdasarkan tingkat gejala klinik antara lain :
1)
Solusi plasenta ringan
a)
Tanpa rasa sakit
b)
Pendarahan kurang 500cc
c)
Plasenta lepas kurang dari 1/5
bagian
d)
Fibrinogen diatas 250 mg %
2)
Solusi plasenta sedang
a)
Bagian janin masih teraba
b)
Perdarahan antara 500 – 1000 cc
c)
Plasenta lepas kurang dari 1/3
bagian
3)
Solusi plasenta berat
a)
Abdomen nyeri-palpasi janin sukar
b)
Janin telah meninggal
c)
Plasenta lepas diatas 2/3 bagian
d)
Terjadi gangguan pembekuan darah
2.
Tidak bersumber dari kelainan
plasenta, biasanya tidak begtu berbahaya, misalnya kelainan serviks dan vagina
(erosion, polip, varises yang pecah).
C. Patofisiologi
- Plasenta
previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau
uterus. Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen
bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha
mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding
usus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi
pendarahan.
- Solusi
plasenta
Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta
atau uterus yang membentuk hematom pada desisua, sehingga plasenta terdesak
akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya
akan mendesak jaringan plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta
belum terganggu dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas. Kejadiannya baru
diketahui setelah plasenta lahir yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada
permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang warnanya kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang
telah meregang oleh kehamilan itu tidak mempu untuk lebih berkontraksi
menghentikan pendarahannya. Akibatnya, hematom retroplasenter akan bertambah
besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding
uterus.
D. Pathway
E. Tanda dan Gelaja
- Plasenta
previa
a.
Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit
pada trimester III
b.
Sering terjadi pada malam hari saat
pembentukan S.B.R
c.
Perdarahan dapat terjadi sedikit
atau banyak sehingga menimbulkan gejala
d.
Perdarahan berwarna merah segar
e.
Letak janin abnormal
- Solusi
plasenta
a.
Perdarahan disertai rasa sakit
b.
Jalan asfiksia ringan sampai
kematian intrauterin
c.
Gejala kardiovaskuler ringan sampai
berat
d.
Abdomen menjadi tegang
e.
Perdarahan berwarna kehitaman
f.
Sakit perut terus menerus
F. Komplikasi
- Plasenta
previa
a.
Prolaps tali pusat
b.
Prolaps plasenta
c.
Plasenta melekat sehingga harus
dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan
d.
Robekan-robekan jalan lahir
e.
Perdarahan post partum
f.
Infeksi karena perdarahan yang
banyak
g.
Bayi prematuritas atau kelahiran
mati
- Solusi
plasenta
a.
Langsung
1)
Perdarahan
2)
Infeksi
3)
Emboli dan obstetrik syok
b.
Komplikasi tidak langsung
1)
Couvelair uterus kontraksi tak baik,
menyebabkan pendarahan post partum
2)
Adanya hipo fibrinogenemia dengan
perdarahan post partum
3)
Nekrosis korteks renalis,
menyebabkan anuria dan uremia
4)
Kerusakan-kerusakan organ seperti
hati, hipofise dll.
G. Penatalaksanaan
- Plasenta
previa
a.
Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga
yang lebih dari show (perdarahan inisial harus dikirim ke rumah sakit tanpa
melakukan suatu manipulasi apapun baik rectal apalagi vaginal)
b.
Apabila ada penilaian yang baik,
perdarahan sedikt janin masih hidup, belum inpartus. Kehamilan belum cukup 37
minggu atau berat badan janin di bawah 2500 gr. Kehamilan dapat ditunda dengan
istirahat. Berikan obat-obatan spasmolitika, progestin atau progesterone
observasi teliti.
c.
Sambil mengawasi periksa golongan
darah, dan siapkan donor transfusi darah. Kehamilan dipertahankan setua mungkin
supaya janin terhindar dari premature.
d.
Harus diingat bahwa bila dijumpai
ibu hamil yang disangka dengan plasenta previa, kirim segera ke rumah sakit
dimana fasilitas operasi dan tranfuse darah ada.
e.
Bila ada anemi berikan tranfuse
darah dan obat-obatan.
- Solusio
plasenta
a.
Terapi konsrvatif
Prinsip :
1)
Tunggu sampai perdarahan berhenti
dan partus berlangsung spontan
2)
Perdarahan akan berhenti sendiri
jika tekanan intra uterin bertambah lama, bertambah tinggi sehingga menekan
pembuluh darah arteri yang robek.
3)
Sambil menunggu atau mengawasi
berikan :
a)
Morphin suntikan subkutan
b)
Stimulasi dengan kardiotonika
seperti coramine, cardizol, dan pentazol.
c)
Tranfuse darah.
b.
Terapi aktif
Prinsif :
Melakukan
tindakan dengan maksud anak segera diahirkan dan perdarahan segera berhenti.
Urutan-urutan
tindakan pada solusio plasenta :
1)
Amniotomi ( pemecahan ketuban ) dan
pemberian oksitosin dan dan diawasi serta dipimpin sampai partus spontan.
2)
Accouchement force : pelebaran dan
peregangan serviks diikuti dengan pemasangan cunam villet gauss atau versi
Braxtonhicks.
3)
Bila pembukaan lengkap atau hampir
lengkap, kepala sudah turun sampai hodge III-IV :
a)
Janin hidup : lakukan ekstraksi
vakum atau forceps.
b)
Janin meninggal : lakukan embriotomi
- Seksio
cesarea biasanya dilakukan pada keadaan :
a.
Solusio plasenta dengan anak hidup,
pembukaan kecil
b.
Solusio plasenta dengan toksemia
berat, perdarahan agak banyak, pembukaan masih kecil.
c.
Solusio plasenta dengan panggul
sempit.
d.
Solusio plasenta dengan letak
lintang
- Histerektomi
dapat dikerjakan pada keadaan :
a.
Bila terjadi afibrinogenemia atau
hipofibrino-genemia kalau persediaan darah atau fibrinogen tidak ada atau tidak
cukup.
b.
Couvelair uterus dengan kontraksi
uterus yang tidak baik.
- Ligasi
arteri hipogastrika bila perdarahan tidak terkontrol tetapi fungsi
reproduksi ingin dipertahankan.
- Pada
hipofibrinogenemia berikan :
a.
Darah segar beberapa botol
b.
Plasma darah
c.
Fibrinogen
H. Asuhan Keperawatan
- Data
Subjektif
a.
Data umum
Biodata,
identitas ibu hamil dan suaminya.
b.
Keluhan utama
Keluhan
pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada kehamilan 28 minggu.
c.
Riwayat kesehatan yang lalu
d.
Riwayat kehamilan
1)
Haid terakhir
2)
Keluhan
3)
Imunisasi
e.
Riwayat keluarga
1)
Riwayat penyakit ringan
2)
Penyakit berat
3)
Keadaan psikososial
4)
Dukungan keluarga
5)
Pandangan terhadap kehamilan
f.
Riwayat persalinan
g.
Riwayat menstruasi
1)
Haid pertama
2)
Sirkulasi haid
3)
Lamanya haid
4)
Banyaknya darah haid
5)
Nyeri
6)
Haid terakhir
h.
Riwayat perkawinan
1)
Status perkawinan
2)
Kawin pertama
3)
Lama kawin
- Data
Objektif
Pemeriksaan
fisik
a.
Umum
Pemeriksaan
fisik umum meliputi pemeriksaan ibu hamil.
1)
Rambut dan kulit
a)
Terjadi peningkatan pigmentasi pada
areola, putting susu dan linea nigra.
b)
Striae atau tanda guratan bisa
terjadi di daerah abdomen dan paha.
c)
Laju pertumbuhan rambut berkurang.
2)
Wajah
a)
Mata : pucat, anemis
b)
Hidung
c)
Gigi dan mulut
3)
Leher
4)
Buah dada / payudara
a)
Peningkatan pigmentasi areola
putting susu
b)
Bertambahnya ukuran dan noduler
5)
Jantung dan paru
a)
Volume darah meningkat
b)
Peningkatan frekuensi nadi
c)
Penurunan resistensi pembuluh darah
sistemik dan pembulu darah pulmonal.
d)
Terjadi hiperventilasi selama
kehamilan.
e)
Peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas.
f)
Diafragma meningga.
g)
Perubahan pernapasan abdomen menjadi
pernapasan dada.
6)
Abdomen
Palpasi abdomen
:
a)
Menentukan letak janin
b)
Menentukan tinggi fundus uteri
7)
Vagina
a)
Peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick )
b)
Hipertropi epithelium
8)
System musculoskeletal
a)
Persendian tulang pinggul yang
mengendur
b)
Gaya berjalan yang canggung
c)
Terjadi pemisahan otot rectum
abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
- Khusus
a.
Tinggi fundus uteri
b.
Posisi dan persentasi janin
c.
Panggul dan janin lahir
d.
Denyut jantung janin
- Pemeriksaan
penunjang
a.
Pemeriksaan inspekulo
b.
Pemeriksaan radio isotopic
c.
Ultrasonografi
d.
Pemeriksaan dalam
I.
Diagnosa
Keperawatan:
- Resiko
kekurangan cairan sehubungan dengan adanya perdarahan.
- Resiko
terjadi distress janin sehubungan dengan terlepasnya placenta.
- Potensial
terjadi shock hipovolemik sehubungan dengan adanya perdarahan.
- Ganguan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene sehubungan dengan aktivitas yang
terbatas.
- Gangguan
psikologis cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan
yang bermasalah.
J.
Intervensi:
1.
Resiko kekurangan cairan sehubungan
dengan adanya perdarahan.
a.
Kaji tentang banyaknya pengeluaran
caiaran (perdarahan).
b.
Observasi tanda-tanda vital.
c.
Observasi tanda-tanda kekurangan
cairan dan monitor perdarahan.
d.
Pantau kadar elektrolit darah.
e.
Periksa golongan darah untuk
antisipasi transfusi.
f.
Jelaskan pada klien untuk
mempertahankan cairan yang masuk dengan banyak minum.
g.
Kolaborasi dengan dokter sehubungan
dengan letak placenta.
2.
Resiko terjadi distress janin sehubungan
dengan terlepasnya placenta.
a.
Observasi tanda-tanda vital.
b.
Monitor perdarahan dan status janin.
c.
Pertahankan hidrasi.
d.
Pertahankan tirah baring.
e.
Persiapkan untuk section caesaria .
3.
Potensial terjadi shock hipovolemik
sehubungan dengan adanya perdarahan.
a.
Observasi tanda-tanda terjadinya
shock hipolemik.
b.
Kaji tentang banyaknya pengeluaran
cairan (perdarahan).
c.
Observasi tanda-tanda vital.
d.
Observasi tanda-tanda kekurangan
cairan dan monitor perdarahan.
e.
Pantau kadar elektrolit darah.
f.
Periksa golongan darah untuk
antisipasi transfusi.
g.
Jelaskan pada klien untuk
mempertahankan cairan yang masuk dengan banyak minum.
4.
Ganguan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene sehubungan dengan aktivitas yang terbatas.
a.
Berikan penjelasan tentang
pentingnya personal hygiene
b.
Berikan motivasi untuk tetap menjaga
personal hygiene tanpa melakukan aktivitas yang berlebihan
c.
Beri sarana penunjang atau mandikan
klien bila klien masih harus bedrest
5.
Gangguan psikologis cemas sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah..
a.
Beri dukungan dan pendidikan untuk
menurunkan kecemasan dan meningkatkan pemahaman dan kerja sama dengan tetap
memberikan informasi tentang status janin, mendengar dengan penuh perhatian,
mempertahankan kontak mata dan berkomunikasi dengan tenang, hangat dan empati
yang tepat.
b.
Pertahankan hubungan saling percaya
dengan komunikasi terbuka. Hubungan rasa saling percaya terjalin antara perawat
dan klien akan membuat klien mudah mengungkapkan perasaannya dan mau bekerja
sama.
c.
Jelaskan tentang proses perawatan
dan prognosa penyakit secara bertahap. Dengan mengerti tentang proses perawatan
dan prognosa penyakit akan memberikan rasa tenang.
DAFTAR PUSTAKA
|
Fakultas
Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.
Doenges E,
Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan.
Kajarta : EGC
Mochtar,
Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis
Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I. Jakarta : EGC
Prawiroharjo,
Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Chamberlain,
Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi
Praktis. Jakarta : Widya Medika
Ledewig. W.
Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan
Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Manumba, Ida
Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik
Obstetrik dan Ginekologi
Jakarta : EGC
Jakarta : EGC
Oxorn,
Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yayasan
Esentia Medika
Esentia Medika
Heller, Luz
1991. Gawat Darurat Ginekologi dan
Obstetri. Jakarta : EGC